Sunday, October 11, 2015

Globalisasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain- lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya
.

1.2              Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah kali ini dapat di simpulkan bahwa rumusan masalah yang terdapat di dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian globalisasi?
2.      Bagaimana sejarah dan proses globalisasi?
3.      Apa saja ciri-ciri globalisasi?
4.      Apa saja aspek dalam globalisasi?
5.      Apa saja dampak dari globalisasi?
6.      Apa pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara?
7.      Bagaimana sikap terhadap globalisasi?
8.      Bagaimana Implikasi globalisasi terhadap Indonesia?

1.3              Tujuan

            Tujuan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
  2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan proses globalisasi.
  3. Untuk mengetahui ciri-ciri globalisasi.
  4. Untuk mengetahui aspek globalisasi.
  5. Untuk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari globalisasi.
  6. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
  7. Untuk mengetahui bagaimana menyikapi globalisasi.
  8. Untuk mengetahui bagaimana pengamalan dari globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.  
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomsi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·       Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
·       Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
·       Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
·       Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
·       Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara. 
Selain itu, terdapat beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian globalisasi. Berikut di bawah ini merupakan pendapat para ahli yang mencoba mendefinisikan globalisasi, diantaranya:
1.        Selo Soemardjan
Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasidan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB, OKI
2.        Achmad Suparman
Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah .


3.        Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki dimensi idiology dan teknologi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
4.        Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang .
5.        Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan
Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.
6.        Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia .
7.        Anthony Giddens
Globalisasi sebagai ‘intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah yang jauh dalam sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya’.
8.        Martin Albrown
Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global .

9.        Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
10.    Laurence E. Rothenberg
Globalisasi adalah percepatan dan intensifikasiinteraksi dan integrasiantara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari negarayang berbeda.
9.        Scholte
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Dengan demikian, globalisasi diartikan sebagai suatu proses dimana bata-batas suatu negara menjadi semakin sempit karena kemudahan interaksi antara negara baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi yang lain. Globalisasi juga bisa dimaknai sebagai proses dimana pengalaman kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi menjadi standar di seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi komunikasi dan transportasi serta kegiatan ekonomi yang merambah pasar dunia. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia.

Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Seperti dua mata koin yang berbeda, globalisasi menawarakan keuntungan yang sangat besar dalam kemajuan perekonomian suatu negara tapi disisi lain ada juga damapak negatif yang ditimbulkan seperti lunturnya budaya luhur karena seruban budaya baru dari luar.

2.2         Sejarah dan Proses Globalisasi

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini dapat dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi antarbangsa di dunia telah ada selama ber abad-abad. Bila di telusuri benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negri sekitar tahun 1000 dan 1500 SM. Saat itu, para pedagang dari cina dan india mulai menelusuri negeri lain baik melalu jalan darat(jalan sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.
Fase selanjutnya di tandai dengan dominasi perdagangan kaum Muslim di kawasan Asia dan Afrika. Ada penyebab jauh dan dekat yang dapat ditemukan pada faktor-faktor sejarah yang memengaruhi globalisasi. Globalisasi berskala besar dimulai pada abad ke-19. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi cina, jepang , vietnam, indonesia, malaka, india, persia, pantai afrika timur, laut tengah, venesia, dan genoa. di samping membemtuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek,nilai sosial dan budaya arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya di tandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor eksplorasi-eksplorasi ini. hal lain di dukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai di temukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkmbang pula kolonialisasi yang membawa pengaruh besar terhadap difusi(penyebaran) antar kebudayaan dunia.  Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak diberlakukanya politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan di eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika serikat, Unilever dari Belanda, British petroleum dari inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalism adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. hal ini di dukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.
Proses Globalisasi pertama telah dimulai sejak abad ke-15 seiring dengan pertumbuhan kapitalisme dan ekspansi ke Negara lain. Proses ke dua globalisasi dibangun pada era interimperial trade atau perdangangan kaum penjajah. Perdagangan antar Negara di Eropa selanjutnya dengan Amerika, merupakan serangkaian kerja sama lokal dalam satu kawasan untuk mendukung kekuatan dominan dalam kawasan tersebut. Pada tahapan ketiga, globalisasi masuk ke dalam fase international trade atau perdagangan internasional atas komoditas dan jaringan pasar global maupun regional telah memberi karakter kelas dalam globalisasi dimana globalisasi telah menjadi arena bagi konflik kelas dan konflik perdagangan. Berikut ini sejarah globalisasi sampai zaman modern
2.2.1        Pada Zaman Kuno
Text Box: Gambar 2.1  Peta animasi yang menunjukkan perkembangan imperium kolonial sejak 1492 sampai sekarangDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Colonisation2.gif/250px-Colonisation2.gifGlobalisasi kuno dipandang sebagai suatu fase dalam sejarah globalisasi yang mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi sejak masa peradaban terawal sampai kira-kira tahun 1600-an. Istilah ini dipakai untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan negara dan cara keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norma sosial baik di tingkat lokal maupun regional.
Dalam skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu globalisasi. Penyebab pertama adalah pemikiran Timur yang berarti bahwa negara-negara Barat telah mengadaptasi dan menerapkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari Timur. Tanpa ide tradisional dari Timur, globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana mestinya. Penyebab kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala global dan masih berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur Tengah, dan sebagian Eropa. Pada globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan negara lain yang letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan negara mengetahui keberadaan negara lain yang letaknya jauh, dan fase globalisasi yang baru pun terjadi. Penyebab ketiga adalah saling ketergantungan, kestabilan, dan regularitas. Jika suatu negara tidak bergantung dengan negara lain, tidak ada cara lain bagi negara tersebut untuk memengaruhi dan dipengaruhi oleh negara lain. Inilah salah satu penggerak utama di balik hubungan dan perdagangan global. Tanpa keduanya, globalisasi tidak akan berjalan seperti yang sudah-sudah dan negara akan tetap bergantung pada produksi dan sumber dayanya sendiri supaya bisa terus berdiri. Sejumlah pakar berpendapat bahwa globalisasi kuno tidak berjalan seperti globalisasi modern karena negara-negara waktu itu tidak saling bergantung seperti sekarang.

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/00/NanbanCarrack.jpg/250px-NanbanCarrack.jpgText Box: Gambar 2.2  Karak Portugal di Nagasaki, seni NanbanJepang abad ke-17Ada pula sifat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan partisipasi aktif bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada sebelum Pembelahan Besar abad ke-19, masa ketika Eropa Barat memiliki produksi industri dan hasil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain di dunia, globalisasi kuno menjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan oleh Eropa tetapi juga oleh wilayah Dunia Lama yang ekonominya sudah maju seperti Gujarat, Bengal, pesisir Cina, dan Jepang.
Ekonomi dan sosiolog historis Jerman Andre Gunder Frank berpendapat bahwa globalisasi diawali oleh munculnya hubungan dagang antara Sumer dan Peradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM. Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat-pusat kota komersial membentuk poros budaya Yunani yang merentang dari India sampai Spanyol, termasuk Alexandriadan kota-kota era Alexander lainnya. Sejak itu, posisi geografis Yunani dan impor gandum memaksa bangsa Yunani melakukan perdagangan lewat laut. Perdagangan di Yunani kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya mengendalikan suplai gandum.
2.2.2        Pada Zaman Modern Awal
Text Box: Gambar 2.3  Britania Raya pada
          abad ke-19
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6c/Marshall%27s_flax-mill%2C_Holbeck%2C_Leeds_-_interior_-_c.1800.jpg/250px-Marshall%27s_flax-mill%2C_Holbeck%2C_Leeds_-_interior_-_c.1800.jpgGlobalisasi modern awal atau proto-globalisasi mencakup periode sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep proto-globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan A. G. Hopkins dan Christopher Bayly. Istilah ini berarti fase peningkatan hubungan dagang dan pertukaran budaya yang menjadi ciri khas periode sebelum munculnya globalisasi modern pada akhir abad ke-19. Fase globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya imperium maritim Eropa pada abad ke-16 dan 17. Imperium pertama yang muncul adalah Portugal dan Spanyol, kemudian muncullah Belanda dan Britania. Pada abad ke-17, perdagangan dunia berkembang lebih jauh ketika perusahaan kerajaan (chartered company) seperti British East India Company (didirikan tahun 1600) danVereenigde Oostindische Compagnie (didirikan tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama yang membuka sahamnya) didirikan.
Globalisasi modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam hal tujuan ekspansionisme, cara mengelola perdagangan global, dan tingkat pertukaran informasi. Periode ini ditandai oleh banyaknya perjanjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan hegemoni ke Eropa Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara besar seperti Perang Tiga Puluh Tahun, dan munculnya komoditas baru seperti perdagangan budak. Perdagangan Segitiga memungkinan Eropa mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber daya di dunia barata. Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan dengan konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga memainakn peran penting dalam proses ini. Perdagangan dan komunikasi modern awal melibatkan banyak kelompok masyarakat, termasuk pedagang Eropa, Muslim, India, Asia Tenggara, dan Cina, terutama di kawasanSamudra Hindia.
2.2.3        Pada Zaman Modern
Sepanjang abad ke-19, globalisasi mulai mendekati bentuknya yang modern akibat revolusi industri. Industrialisasi memungkinkan standardisasi produksi barang-barang rumah tangga menggunakan ekonomi skala, sedangkan pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan permintaan barang yang stabil. Pada abad ke-19, kapal uap sangat menghemat biaya transportasi internasional dan rel kereta menjadikan transportasi darat lebih murah. Revolusi transportasi terjadi antara 1820 dan 1850. Jumlah negara yang ikut dalam perdagangan internasional semakin banyak. Globalisasi pada masa ini sangat dipengaruhi oleh imperialisme abad ke-19 seperti yang terjadi di Afrika dan Asia. Penemuan kontainer kapal tahun 1956 turut memajukan globalisasi perdagangan.
Setelah Perang Dunia Kedua, para politikus berhasil mewujudkan konferensi Bretton Woods, perjanjian yang disepakati negara-negara besar untuk menyusun kebijakan moneter internasional, perdagangan dan keuangan, dan pembentukan sejumlah lembaga internasional yang bertujuan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pembebasan perdagangan secara bertahap, dan penyederhanaan dan pengurangan batasan perdagangan. Awalnya, General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) mengeluarkan beberapa perjanjian untuk menghapus batasan perdagangan. GATT kemudian digantikan oleh Organisasi Perdagangan Dunia(WTO) untuk mengelola sistem perdagangan. Ekspor nyaris berlipat dari 8,5% total produk bruto dunia tahun 1970 menjadi 16,2% tahun 2001.[33] Pemanfaatan perjanjian global untuk memajukan perdagangan terhambat oleh gagalnya putaran negosiasi Doha. Banyak negara yang beralih ke perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral yang lebih kecil, misalnya Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat–Korea Selatan 2011.
Sejak 1970-an, penerbangan semakin terjangkau bagi kelas menengah di negara-negara berkembang Kebijakan langit terbuka dan maskapai bertarif rendah ikut mendorong persaingan pasar. Pada tahun 1990-an, pertumbuhan jaringan komunikasi bertarif rendah memangkas biaya komunikasi antarnegara. Banyak hal yang bisa dilakukan melalui komputer tanpa memedulikan lokasinya seperti akuntansi, pengembangan perangkat lunak, dan desain rekayasa.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan kebudayaan dunia tumbuh sangat cepat. Pertumbuhan ini melambat sejak 1910-an sampai seterusnya akibat Perang Dunia dan Perang Dingin, tetapi berhasil melaju lagi sejak kebijakan neoliberal dirintis tahun 1980-an dan perestroika serta reformasi ekonomi CinaDeng Xiaoping membawa paham kapitalisme barat ke Blok Timur lama. Pada awal 2000-an, sebagian besar negara maju mengalami Resesi Besar, sehingga memperlambat proses globalisasi untuk sementara.

Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kini. Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor yang terus mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan aktivitasnya.
Selain tiga tahapan tersebut, tedapat tahapan lain dari proses terjadinya globalisasi, yaitu :
1.          Tahap embrional (Tahun 1500-1800)
Pada bukan September 1522. Servilla telah berada di Spanyol, setelah melakukan pelayaran yang mengelilingi bumi untuk pertama kalinya. Ia memberikan bukti secara eksekutif bahwa bumi itu bulat dengan rute-rute lautan untuk mempermudah pelayaran keliling.
2.          Tahap pertumbuhan (Tahun 1810-1870)
Setelah tahun 1700-an, Eropa Barat telah keuntungan yang tidak merata dan kaum pedesaan yang miskin memperoleh hasil yang sangat kecil. Apalagi dengan diperkokoh oleh gelombang imperialism abad ke-19.
3.          Tahap take off (Tahun 1870-1920)
Selama tahun 1870-an, beberapa kawasan dunia boleh dikatakan mempunyai kedudukan yang sebanding dalam gambaran ekonomi dunia. Cina, India dan Ottoman Empire memainkan peranan ekonomi penting bersama Eropa Timur. Hal ini hampir sama dengan fenomena ekonomi global saat ini, dimana posisi kunci dari actor-aktor ekonomi dan politik terletak pada garis segitiga antara Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
4.          Tahap perjuangan hegemoni (Tahun 1920-1960)
Akhirnya, dampak dari PD I dan depresi besar setelah itu serta digabungkan degan gelombang nasionalisme yang mulai marak di Negara-negara dunia ketiga, mulai menggerogoti Eropa. Akibatnya, kepemimpinan ekonomi global beralih ketangan Amerika Serikat yang mulai mendominasi ekomnomi global setelah PD II. Namun, perusahaan-perusahaan multinasional belakangan ini telah membantu memperluas ekonomi global di luar kemampuan lembaga-lembaga politik, nasiomal, dan internasional.
5.          Tahap ketidakpastian (Tahun 1960-1990)
Pada masa sejak periode PD II berakhir hingga tahun 1970-an, ekonomi dunia didominasi oleh Amerika Serikat. Sekarang, meskipun produk domestic bruto (PDB) Amerika Serikat masih tetap paling besar, tetapi sekitar 45% dari PDB dunia merupakan peran dari Uni Eropa, Jepang, dan Negara-negara industry baru di Asia Tenggara dan Timur (Korea, Taiwan, dan Singapura) serta Cina sebagai motor penggerak ekonomi.
6.          Tahap kebudayaan global (Setelah Tahun 1990)
Banyak pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia) sehingga pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang politik, ekonomi, social, dan budaya.
Keenam tahapan itu merupakan akibat dari revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi ilmu pengetahuan dengan segala perwujudanya telah mendorong meluasnya budaya global dengan ciri mobilitas tinggi dan arus informasi yang tidak terbendung. Adapun wujud dari arus budaya global ini, antara lain sebagai berikut.
  • Arus ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara atau daerah. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional. Isu internasional ini tidak hanya berlaku di wilayah suatu negara, melainkan di berbagai belahan dunia.
  • Arus media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui media maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya teknologi komunikasi dan informasi.
  • Arus keungangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi, pembelian melalui internet, dan penyimpanan uang di bank-bank asing.
  • Arus perusahaan internasional yang ditandai dengan munculnyamultinational corporation dan transnational corporation yang kegiatanya dapat menembus batas-batas wilayah negara.
  • Arus etnis yang ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis, pengungsi, tenaga kerja, dan pendatang baru. Arus manusia ini melawan batas-batas teritorial suatu wilayah negara.
Dalam bukunya yang berjudul “ A Globalizing Society “ (2000), Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
  1. Para Globalis
Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut. Dalam memandang globalisasi, para globalisasi terbagi menjadi 2, yaitu:
a.       Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
b.      Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutamaAmerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
  1. Para  Tradisionalis
Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
  1. Para Transformasionalis
Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a. selalu meningkatkan pengetahuan;              f. etos kerja;
b. patuh hukum;                                              g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian;                                                h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan;                                                 i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi;                                                  j. manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.






2.3         Ciri-Ciri Globalisasi

            Menurut Thomas L. Friedman, seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “ The Lexus and The Olive Tree ” (1999), globalisasi mempunyai dimensi ideology, yaitu kapitalisme dan dimensi ekonomi (pasar bebas). Selain itu, juga memiliki dimensi teknologi, yaitu teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. Oleh karena itu, kita harus mengenakan baju baru atau software yang cocok untuk dapat mengekuti arus globalisasi. Berikut ciri-ciri semakin berkembangnya fenomena berkembangnya globalisasi di dunia:
a.         Perubahan dalam konstelasi ruang dan waktu.Perkembangan seperti telpon genggam (HP),teletivi satelit,dan internet menunjukan bahwa perkembangan komunikasi global terjadi semakin cepatnya.
b.        Pasar dan produksi ekonomi dari negere-negara yang berbeda menjadi saling tergantung sebagai akibat perdagangan internasianal.
c.         Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media masa (terutama tv,film,musisk, dan tramisi berita dan olah raga).
d.        Meningkatnya masalah bersama,misalnya di bidang lingkungan hidup,krisis multinasionsl,dan inflasi regional.
    Tanda-tanda munculnya globalisasi adalah sbb:
a.         Menguatnya ruang pribadi (personal space)
Hal ini di sebabkan oleh banyaknya pesan atau tuntutan-tuntutan dari kehidupan modren yang harus di laksanakan.

b.        Sebagai era kompetisi
Globalisasi memberiken tingkat kompetisi ekonomi-politik antar bangsa,baik dari kacamatastruggle of power (konflik) maupun equilibrium.
c.         Tingginya itentitas hubungan antar budaya,norma sosial,kepentingan, dan idiolagi antar bangsa.
Ciri berkembangnya globalisasi dalam kebudayaan yaitu:
1.        Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2.         Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3.        Berkembangnya mode berskala besar seperti pakaian, film dan lain-lain.
4.        Berkembangnya turisme dan pariwisata. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5.        Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Olimpiade.
Menurut Hamijoyo (Mimbar, 1990) ciri-ciri globalisasi ialah:
Didukung oleh kecepatan informasi, teknologi canggih, transportasi, dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan dan manajemen yang tangguh.
Telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat ini harus tunduk kepada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik, dan mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
Adanya saling ketergantungan antara negara.
Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi.
Menurut Emil Salim (Mimbar, 1989) ada empat kekuatan yang menyebabkan dunia menjadi transparan yaitu perkembangan Iptek yang semakin tinggi, perkembangan bidang ekonomi yang mengarah kepada perdagangan bebas, lingkungan hidup, dan politik.
Menurut Tilaar ciri era globalisasi yaitu adanya era masyarakat terbuka. Keterbukaan tersebut meliputi bidang ekonomi yang ditandai dengan adanya pasar bebas dan bidang politik ditandainya dengan berkembangnya nilai demokratis. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi antara hak dan kewajiban.
Kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya:
Kecanggihan teknologi/era digital khususnya pada bidang informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, kejadian, kegiatan dan atau keputusan individu/masyarakat di belahan dunia sangat mudah diakses dan dikomunikasikan atau disebarluaskan kepada masyarakat dunia.
Kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik yang mampu menembus/ melampaui batas-batas geopolitik.
Penyebarluasan gagasan, pembaharuan dan penemuan hal-hal baru melalui pendidikan.
Era kompetitif baik dalam hal jasa dan produk barang.
Masyarakat yang aktif, kreatif, dan selalu mengikuti zaman.
Era perdagangan bebas.
Tuntutan transparansi, demokratisasi maupun penghormatan hak asasi manusia.
Kehidupan bisnis yang semakin marak.

2.4         Aspek Globalisasi

Globalisasi adalah suatu perkembangan yang tidak bisa di elakan ataupun di cagah.Kemajuan teknologi komonikasi menghasilkan media masa yang canggih mempermudah terjadinya globalisasi. Namun, proses globalisasi menjadikan budaya semua orang di perkenalkan secara sistematis dan intensif ke seluruh pelosok dunia.
Bagi kehidupan bangsa indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era globalisasi ini sudah tidak bisa di bendung  lagi, bangsa indonesia tidak dapat menutup diri dalam era globalisasi. Jika pintu politik tertutu di laksanakan,justru akan merugikan  bangsa indonesi sendiri. Oleh karna itu bangsa indonesi harus melakukan melakukan politik pintu terbuka dengan melakukan seleksi yang benar sehingga dapat menguntungkan bangsa Indonesia.
Ada tujuh aspek globalisasi, yaitu:
2.4.1   Aspek Globalisasi Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang didukung tekhnologi canggih semakin efisien dan efektif.  Contoh : Telepon, Radio, Televisi, Internet dapat mengatasi jarak jauh menjadi dekat, dapat digunakan berkomunikasi antar warga suatu negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Barang yang ditawarkan lewat televisi dan koran lebih mudah dikenal konsumen.  Industri wisata suatu negara ditawarkan lewat media massa sehingga meningkatkan arus wisatawan, pernyataan seseorang dengan cepat dapat disiarkan lewat radio, TV , koran dan internet.
2.4.2   Aspek Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sistem ekonomi global baik yang menyangkut pasokan, permintaan transportasi, tenaga kerja, bahan mentah, distribusi serta pemasaran.  Globalisasi ekonomi menghendaki persaingan bebas melalui mekanisme pasar sehingga mekainisme pasar itulah yang menentukan apakah produk dari sebuah negara dapat bersaing atau tidak.  Pola ekonomi global inilah yang memunculkan  neoliberalisme.  Pasar dikuasai negara maju dan negara miskin semakin terpinggirkan sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi.  Oleh karena itu globalisasi ekonomi  jauh dari keadilan sosial, serta jauh dari kesejahteraan rakyat baik secara nasional maupun internasional.

2.4.3   Aspek Globalisasi Hukum
Globalisasi adalah  mengaburkan batas-batas kenegaraan dibidang hukum sehingga tidak ada lagi negara yang dapat mengklaim bahwa ia menganut sistem hukum nasional secara absolut.  Kini telah terjadi saling mempengaruhi antar sistem hukum, termasuk Indonesia. Contoh:  Adanya aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan dan keadilan.
2.4.4   Aspek Globalisasi Politik
Globalisasi politik menyangkut isu demokratisasi dan hak asasi manusia.  Kesadaran warganegara diberbagai belahan dunia untuk berartisipasi dibidang politik semakin meningkat, demikian halnya dengan HAM yaitu kemampuan dan kesadaran untuk menghargai HAM dan menegakkannya semakin tumbuh dimana-mana.
2.4.5   Aspek Globalisasi Ilmu Pengetahuan
Masa depan adalah peradaban yang didominasi ilmu pengetahuan.  IPTEK menjadi sumber kekuatan untuk mewujudkan kemakmuran.  Globalisasi IPTEK memunculkan kesadaran pentingnya pemamfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk mengolah potensi alam untuk kemaslahatan hidup orang banyak. Seperti rekayasa genetika, kloning, perkembangan komputer, dll.
2.4.6   Aspek Globalisasi Budaya
Globalisasi budaya melalui TV, film, musik dll menyebabkan pertemuannya budaya-budaya dari berbagai negara yang dapat menyebabkan  fusi atau peleburan menjadi budaya baru yang produktif. Globalisasi dapat membantu menegakkan kembali asal usul etnis, membangkitkan tradisi dan landasan-landasan religius.  Tetapi globalisasi budaya juga dapat menimbulkan berbagai gaya hidup yang tidak peduli pada nilai moral dan etika.

2.4.7   Aspek Globalisasi Agama
Globalisasi dapat menyentuh agama-agama, terutama yang berkaitan dengan norma, nilai, dan makna agama. Disatu sisi dengan kemajuan informasi dan telekomunikasi dapat berakibat positif bagi agama-agama, misalnya, penyiaran nilai-nilai agama dan sebaliknya menyiarkan jauh dari nilai keagamaan serta dapat menimbulkan singkritisme atau mencari alternatif kepercayaan lainnya yang mereka yakini.
Menurut Theodore Levit, ada 4 aspek globalisasi yang dikemukakan yaitu :
1.    Seluruh kegiatan politik, sosial, ekonomi melintasi negara- negara.
2.    Globalisasi menguntungkan kita satu sama lain dengan meningkatnya arus perdagangan, investasi, keuangan, migrasi dan kebudayaan.
3.    Sistem-sistem transportasi,informasi,dan komunikasi yang baru dan serba canggih berarti bahwa ide, barang, modal, dan orang bergerak dapat lebih cepat.
4.    Itu berarti bahwa peristiwa-peristiwa secara geografis jauh memiliki dampak dan pengaruh yang besar bagi hidup kita. Bahkan, perkembangan-perkembangan lokal membawa dampak dan pengaruh yang besar bagi hidup kita. Bahkan, perkembangan- perkembangan lokal membawa dampak global yang luar biasa. Batas antara persoalan dalam negeri dan global menjadi kabur.


Senada dengan itu, Arjun Appadurai mengidentifikasikan 5 (lima) tipe saling keterkaitan global,yaitu:
1.    Ethnoscapes: yaitu pergerakan manusia ternasuk turis, imigran, pengungsi dan pembisnis pembisnis melintasi batas negara.
2.    Financescapes: yaitu aliran uang yang melintasi sekat-sekat Negara. Hal ini terjadi berkat pasar uang, tukar-menukar saham dan obligasi, dan pasar komuditas yang semakin sibuk antar negara setiap hari dan bahkan setiap detik.
3.    Ideoscapes: yaitu, penyebaran gagasan dan ideology politik yang mendunia.
4.    Mediascapes: yaitu, penyebaran lintas budaya gambar-gambar media di layer computer, koran, televisi, dan radio.
5.    Technoscapes: yaitu, penyebaran tekhnologi ke seluruh penjuru dunia. Sebagi contoh: Revolusi Hijau (Green Revolution) dalam bidang pertanian,yang marak diperaktikkan di Negara berkembang saaat ini,merupakan hasil penemuan Negara-negara barat.





2.5         Dampak Globalisasi

Pada satu sisi globalisasi telah menciptakan beberapa peluang yang dapat menguntungkan kehidupan manusia, yaitu, suasana kehidupan manusia menjadi mudah, nyaman, praktis, berkualitas serta bekerja makin cepat dan efisien. Adanya globalisasi mampu membuat dunia tampak sempit, dahulu apabila kita akan menonton siaran sepak bola kita harus ke negara yang mengadakan pertandingan. Tapi sekarang kita tidak perlu kemana-mana, kita cukup melihat di televisi. Ketika akan menghubungi seseorang kita harus bertemu dengan orang tersebut, tetapi sekarang dengan adanya pesawat telepon kita tidak perlu bertemu langsung cukup berbicara melalui telepon saja. Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya. Pada sisi lain globalisasi dapat menimbulan tantangan bagi seseorang, yaitu menjadi sulit, makin menderita, makin terpinggir dan maki memiliki masalah yang kompleks. Melihat dari prosesnya, globalisasi adalah hal yang wajar dalam kehidupan dan terus tumbuh dan berkembang.
2.5.1   Dampak Globalisasi di Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Globalisasi telah meningkatkan interdependensi antar negara. Salah satunya berlakunya standar –standar baku internasional dari berbagai bidang kehidupan, melemahnya ikatan primodial, nasional, dan etnosentrisme. Sistem hukum Eopa kontinental di Indonesia misalnya, mengalami proses saling mempengaruhi dengan sistem hukum Anglo Saxon.

Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh globalisasi hokum.  Fenomena ini tampak aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan, ketebukaan, keadilan dan demokrasi. Hal ini membawa konsekuensi membuka pintu terhadap pengawasan intenasional dan mengintronasionalkan masalah nasional (dalam negeri). Walaupun demikian, Indonesia tetap mempunyai sistem hukum sendiri yang mengakomodasi nilai-nilai hidup dalam masyarakat.
a.      Dampak Positif
·      Kejasama pertahanan dan keamanan.
·      Di perlukan perdamaian negara-negara yang sedang bersengketa.pasukan bersenjata untuk kepentingan.
·      Semakin menguatnya supremasi hukum dan demokratisasi.
·      Semakin menguatnya regulasi hukum.
·      Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional.
·      Semakin menguatnya supremasi sipil.
b.      Dampak Positif
·      Mempercepat perubahan sutu bangsa.
·      Munculnya gerakan saparatisme.
·      Adanya gejala disintragrasi bangsa yang membahayakan pesatuan dan kesatuan bangsa.
·      Terajdinya pelanggaran teroterial negara.
·      Adanya campur tangan pihak asing terhadap kebijakan dalam negeri.
·      Peran masyarakat dalam menjaga keamanan negara semakin berkurang.
·      Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global.
2.5.2   Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
Globalisasi memberikan terjadinya migrasi besar-besaran dengan blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit membawa perubahan masing-masing sehingga muncul pularisme multiculturarisme.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek dalam masyarakat termasuk aspek budaya.Efek globalisasi terhadap budaya nampak antara lain pada budaya konsumtif.seperti coca cola dan mc’donald atau makanan siap saji  lainya,hal ini mengpengaruhi budaya konsumsi di kalangan masarakat di belahan dunia. Dengan kondisi seperti ini,tidak di sadari yaitu terdapat pertarungan peradaban antara budaya barat dan timur.
Ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan sbb:
a.    Berkembangnya kebudayaan internasional
b.    Semakin banyaknya imigrasi
c.    Berkembangnya turisme dnpariwisata
d.   Berkembangnya mode yang berskala global,seperti pakaian,film dan lain-lain)
e.    Bertambahnya event-event bersekala besar,seperti piala dunia

a.      Dampak Positif
·      Mempercepat perubahan sutu bangsa.
·      Terjadinya pergeseran nilai kehidupan masyarakat.
·      Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
·      Turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional
·      Menjunjung tinggi pelaksanaan HAM
·      Mengadakan pertukaran pelajar antar negara
·      Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya
·      Adanya rasa solidaritas sosial yang tinggi antarbangsa di berbagai negara.
·      Menumbuhkan sikap kosmopolitan  dan toleran
·      Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
b.      Dampak Negatif
·      Kesulitan pengendalian dan seleksi masuk budays asing yang tidak sesuai.
·      Pudarnya rasa kebersamaan menjadi kehidupan indivudualis.
·      Makin meningkatnya budaya kekerasan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
·      Mudah memperoleh barang-barang ilegal, seoerti narkoba dan pornografi.
·      Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia
·      Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal
·      Semakin bertambahnya nilai budaya kaum kapitalis
·      Lunturnya semangat gotong royong dan kesetiakawanan
·      Erosi nilai-nilai budaya
·      Meningkatnya individualisme
·      Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD atau DVD.
·       Kesenjangan sosial semakin tajam.
·      Budaya-budaya tradisional kita akan tergeser oleh budaya negara lain.
·      Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.
·      Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa.
·      Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit.
·      Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
·      Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
·      Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
·      Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme.
·      Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
2.5.3   Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Globalisasi suatu peroses kegiatan ekonomi dan perdagangan yang mengharuskan penghapusan seluruh batas dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
    Globalisasi perekonomian di satu pihak membuka peluang pasar produk dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Segenap aspek perekonomian, pasokan dan permintaan bahan mentah, informasi dan transportasi, tenaga kerja, keuangan, distribusi, serta pemasaran menyatu dan terintergrasi serta terjaling  dalam saling ketergantungan yang berskala dunia.
Globalisasi perekonomian merupakan sutatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di seluruh dunia.globalisasi mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang, dan jasa. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a.    Globalisasi produksi.
b.    Globalisasi pembiayaan
c.    Globalisasi tenaga kerja.
d.   Globalisasi jaringan informasi.
e.    Globalisasi perdagangan.
a.      Dampak Positif
·      Rakyat secara mudah memperoleh barang konsumtif yang di perlukan.
·      Mempermudah peroses pembangunan industri.
·      Mendorong percepatan pertimbuhan ekonomi nasional.
·      Membuka lapangan kerja yang memiliki ketrampilan kerja.
·      Menningkatkan ekspor.
·      Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
·      Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
·      Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
·      Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
·      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
·      Terjadinya industrialisasi.
·      Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
·      Semakin terbukanya pasar Internasional bagi hasil produksi dalam negeri.
·      Dapat meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
·      Mendorong kita untuk meningkatkan kualitas produk yang tinggi.
b.      Dampak Negatiff
·      Matinya usaha kecil yang tidak kompetitif.
·      Munculnya kebijaksanaan pemerintah yang tidak menguntungkan petani.
·      Upah kerja yang belum propesional masih rendah.
·      Jumlah angka penganguran masih tinggi.
·      Menghambat pertumbuhan sektor industri
·      Memperburuk neraca pembayaran
·      Sektor keuangan semakin tidak stabil
·      Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
·      Terhapusnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
·      Gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat
·      Menyebabkan kesenjangan social
·      Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan nasional.
·      Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
·      Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.
·      Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
2.5.4   Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasasan, hubungan intenasional, kedaul atan negara, dan organisasi internasional. Termasuk bentuk perjanjian-pejanjian/traktat intenasional. Misalnya hubungan Malasiya yang semula bersahabat, sempat berselisih akibat masalah TKI ilegal dan penyelundupan kayu logging oleh warga malaysia.
Proses globalisasi dapat menyentuh tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma, nilai, dan makna yang memberikan dasar etika bagi kehiduapan masyarakat. Namur demikian, akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, budaya, dan agama. Pengaruh negatif yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari alternatif spiritual lain untuk pemaknaan makna hidupnya.
a.      Dampak Positif
·      Mulai tejadinya perubahan sistem ketatanegaraan di banyak negara.
·      Terjadinya perubahan lembaga-lembaga negara.
·      Meningkatnya munculnya partai-partai politik baru,meningkatnya kesedaran politik masyarakat.
·      Penyelenggaraan pemerintahannya lebih terbuka
·      Penyelenggaraan pemerintahannya lebih demokratis
·      Pemerintahannya menghormati hak-hak asasi manusia
·      Memberikan dorongan yang besar bagi konsolidasi demokrasi di banyak negara.
·      Meningkatnya hubungan diplomatik antar negara.
·      Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah.
·      Menegakan nilai-nilai demokrasi.Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama Internasional.
·      Partisipasi aktif dalam percaturan politik untuk menuju perdamaian dunia.
b.      Dampak Negatif
·    Munculnya sikap aroganis polotik (kekuasasan politik).
·    Berkembangnya tradisi money politik dalam kehidupan masyarakat.
·    Semakin banyaknya partai politik
·    Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas
·    Merebaknya nilai-nilai politik barat masuk secara langsung atau tidak langsung
·    Pemerintahan negara yang berdaulat dalam mengatur dirinya sendiri semakin berkurang
·    Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan.
·    Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi.
·    Timbulnya gelombang demokratisasi (Dambaan akan kebebasan).
·    Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
·    Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
·    Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum & organisasi.
·    Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan umum.
·    Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik
·    Internasional selalu mengarah kepada persekongkolan.
·    Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong.
2.5.5   Dampak Globalisasi di Agama dan Kepercayaan
Peroses globalisasi yang imanen dan berdimengsi dapet menyentuh tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma,nilai,dan makna yang memberikan dasar etika bagi kehidupan masyarakat. Namun demikian,akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula dapat menyebabkan pergeseran nilai,budata,dan masyarakat.
Penngaruh negatif yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari arternatif seperitual lain untuk pemaknaan makna hidupnya. Sesungguhnya, arternatif ini dapat berasal dari filsafat dan sumber-sumber lainya yang di rangkum untuk mengembangkan sistem atau ajaran baru uang di anutnya sendiri.Bahkan berujung pada penitisan dan penodaan pada agama yang ada.
2.5.6   Dampak Globalisasi di Informasi dan Komunikasi
Teknologi komunikasi memberikan efektivas dan evesien yang sangat berarti bagi kehidupan manusia.Media-media masa tersebutdapat di pergunakan untuk berkomunikasi anter warga dan menciptakan saling pengertian dan kerja sama anter bangsa.
Fenomena tersebut menunjukan bahwa teknologi komunikasi melaluli media masa melalui teletivi dan surat kabar mampu mempengaruhi pola fikir indi fidu dalam masyarakat.
Informasi dan komunikasi yang didukung dengan menggunakan teknologi dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Medi massa dapat digunakan untuk berkomunikasi antar warga dan menciptakan saling pengertian dan kerjasama antar bangsa. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa teknologi komunikasi melalui media massa terutama televisi dan surat kabar di era globalisasi mampu mempengaruhi pola pikir individu dan masyarakat.
c.       Dampak Positif
·      Lebih cepat mendapatkan informasi yang akurat melalui internet
·      Dapat berkomunikasi dengan kerabat yang sangat jauh
·      Mendapatkan layanan bank dengan sangat mudah
·      Teknologi yang mengglobal membuat seluruh dunia bisa saling berhubungan satu sama lain.
·      Globalisasi membuat semua orang selalu update mengenai perkembangan dunia.
·      Semua orang dapat berpergian kemanapun yang ia mau.
·      Pekerjaan menjadi semakin mudah dengan adanya teknologi yang sudah mengglobal.
·      Globalisasi di bidang teknologi memicu meluasnya lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
d.      Dampak Negatif
·      Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
·      Penggunaan situs tertentu yang dapat disalahgunakan
·      Kerahasiaan alat tes semakin terancam
·      Kerusakan komputer karena terserang virus
·      Menurunnya moral bangsa akibat semakin mudahnya membuka situs yang tidak layak.



2.6         Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

Seiring berputarnya waktu dan roda kehidupan dunia, globalisasi pun terus berjalan. Globalisasi membawa dampak / pengaruh yang besar bagi kehidupan Negara-negara dan bangsa di dunia, khususnya Indonesia. Pengaruh-pengaruh globalisasi terhadap kehidupan Negara dan bangsa Indonesia diantaranya adalah pada bidang politik, sosial budaya, ekonomi, dan hankam (pertahanan dan keamanan).
2.6.1   Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Politik
Globalisasi politik merupakan pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya. Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkatPara pelaku globalisasi dibidang politik adalah:
1.    Negara-negara besar dan negara-ngara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara-negara yang kuat dan yang inilah secara ekonomi, negara yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain.
2.    Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community, dan sebagainya.
3.    Perusahaan internasional yang dikenal dengan nama Multinational Corporations (MNC).
4.    Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah Internasional, Working Men's Association dan International Women's League For Pence and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan gereja-gereja sudia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on religion ang peace, Word Federation of United Nations Associations, Transparency International, Worlddwatch, Human Rights Watch, dan Refuge International.
Pengaruh globalisasi politik di Indonesia yaitu terjadinya dinamika ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga sekarang ini. Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional, kedaulatan negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah pembatasan antar negara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian / traktat internasional. Contohnya hubungan Indonesia dan Malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI ilegal, penyelundupan kayu illegal oleh warga Malaysia, serta lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Indonesia yang kini menjadi bagian wilayah Malaysia.
Pengaruh positif globalisasi politik bagi Indonesia yaitu pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
Sedangkan pengaruh negatif globalisasi politik bagi Indonesia, globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubahnya ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2.6.2   Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Sosial Budaya
Globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan sosial dan budaya bangsa. Globalisasi menyebabkan banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak positif globalisasi dalam bidang sosial budaya diantaranya:
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya diantaranya:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
6. Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
7. Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki
  basis dan preseden kulturalnya.
8. Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
2.6.3   Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorian negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Kekuatan globalisasi ekonomi atau globalisasi kapitalisme adalah liberalisme ekonomi. Ilmuan menyebutkan kapitalisme pasar bebas. Berbeda dengan kapitnlisme kesejahteraan, yaitu kapitalisme yang diregulasi dan direformasi, kapitalisme ini tidak membiarkan pasar berjalan sebebas-bebasnya tanpa kendali, tapi perlu diatur agar kapitalisme memberikan keuntungan dan keadilan sampai orang-orang dibawah tingkat kesejahteraan.
Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Ciri-cirinya yaitu sebagian besar sarana produksi dimiliki individu, barang dan jasa diperdagangkan dipasar bebas (free market) yang kompetitif (terbuka untnk siapa saja) dan modal diinvestasikan dalam usaha intik hasilkan laba.
Namun kenyataannya, pada abad kc-19, kapitalisme pasar bebas hanya menguntungkan Negara kaya. Banyak orang yang semakin miskin karena kapitalisme ini. Kapitalisme ini telah melampaui kesederhanaan dan tenaga kerja menjadi roda dan mesin kapitalis raksasa. Pada akhir abad 20, kapitalisme mengendalikan hampir seluruh perekonomian internasional. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mendukung kapitalisme pasar bebas.
Wujud nyata globalisasi ekonomi terjadi pada aspek :
1.    Aspek produksi:  Perusahaan dapat berproduksi diberbagai Negara dengan sasaran agar biaya produksi lebih rendah.
2.    Aspek pembiayaan akses perolehan investasi.
3.    Aspek tenaga kerja: perusahaan global punya manfaat tenaga kerja dari seluruh dunia.
4.    Aspek jaringan informasi; dengan cepat dan mudah mendapatkan informasi. 
5.    Aspek perdagangan ; penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif.

2.6.4   Pengaruh Globalisasi Dalam Bidang Hankam
Hankam merupakan upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
Pengaruh globalisasi dibidang hankam sangat tampak terutama pada industri-industri pertahanan sebagai tatanan segenap potensi industri nasional baik milik pemerintah ataupun swasta, yang mampu secara sendiri atau kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan peralatan hankam serta jasa pemeliharaan guna kebutuhan pertahanan keamanan negara.
Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan, khususnya negara Indonesia, telah berupaya melakukan kerja sama dengan negara-negara lain baik untuk kepentinngan TNI darat, laut, udara maupun kepolisian negara sebagai berikut:
1.    Sistem senjata meliputi platform, senjata dan bahan peledak.
2.    Sistem Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3J).
3.    Untuk platform udara.
Selain itu, pengaruh globalisasi di bidang hankam adalah semakin menguatnya supremasi rofe, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia. Menguatnya regulasi rofe dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak rofe (polisi, jaksa, dan hakim) yang lebih rofessional, transparan dan akuntabel.
Namun, globalisasi dalam bidang hankam juga membawa pengaruh negative / kurang baik. Peran masyarakatt dalam menjaga keamanan, kedaulatan, ketertiban Negara semakin berkurang karena hal tersebut telah menjadi tanggung jawab tentara dan polisi. Perubahan dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola piker masyarakat secara global. Sering kali masyarakat mengajukan tuntutan pada pemerintah, dan jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi maka masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga menganggu ketertiban, bahkan dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

2.6.5   Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat, terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. hal ini di tunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian, banyak renaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat, Tidak banya remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberika informasi tanpa batas dan dapat di akses oleh siapa saja.apa lagi untuk anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. jika di gunakan dengan baik, tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih sibuk menggunakan hanphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek dan tidak ada rasa peduli terhadap lingkingan. Contoh, adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Moral generasi bangsa menjadi rusak dan timbul tindakan anarkis antara golongan muda.

2.6.6   Pengaruh Globalisasi Dari Negara Lain yang Dirasakan Indonesia
Di Indonesia, gaung globalisasi sudah terasa sejak pertengahan abad ke-20, dalam hal ini bangsa Indonesia memang sudah harus bersiap-siap untuk menerima kenyataan masuknya pengaruh asing terhadap berbagai aspek di Indonesia, khususnya pada bidang politik, social budaya, ekonomi, dan hankam. Globalisasi telah memberi dampak yang begitu besar bagi Negara dan bangsa Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri maupun dari Negara lain.Negara China dan Amerika Serikat merupakan contoh nyata dari Negara yang memberikan pengaruhnya di era global ini pada Indonesia.

Pertama yaitu pengaruh bagi Indonesia yang bersumber dari Negeri Tirai Bambu, China. China merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonominya. Bisa dikatakan China merupakan Negara dengan perekonomian terbesar di era Globalisasi Ini. Dampak dari pertumbuhan ekonomi di China ini juga dirasakan oleh bangsa Indonesia. China memberi banyak dampak globalisasi kepada Indonesia terutama dibidang ekonomi. “Made In China” . Kata itu mungkin tidak asing bagi telinga jutaan penduduk Bangsa Indonesia. China memberikan dampak Pasar Bebas kepada Indonesia. Dengan adanya pasar bebas ini, kita sebagai warga Indonesia bisa merasakan bahan-bahan hasil dari China, yang berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu juga, Lembaga Survei Indonesia mengatakan 40 % Perusahaan di Indonesia saat ini dikuasai atau disahami oleh orang-orang China. Sehingga, Indonesia dapat memperbaiki perekonomian dengan ditanami saham-saham yang ditanam orang-orang China tersebut.
Namun bukan itu saja, ada juga dampak buruk yang dirasakan Bangsa Indonesia. Dengan maraknya barang-barang buatan China yang murah dan menarik ini, mematikan laju perekonomian pasar tradisional yang menjual barang-barang hasil tradisional Indonesia. Cenderung menikmati pasar modern ketimbang pasar tradisonal. Ini sama saja dengan membuat naik angka pengangguran di Indonesia. Selain itu dengan ditanamnya saham-saham oleh pengusaha-pengusaha China. Ini membuat Pengusaha-pengusaha muda Indonesia menjadi tidak di berikan kepercayaan untuk memimpin suatu perusahaan. Akibatnya, jika ini terus menerus terjadi maka laju perekonomian bangsa Indonesia seluruhnya dipegang oleh China. Ini sama saja kita selaku bangsa Indonesia kembali dijajah.
Lalu disusul dengan Negara adidaya, Amerika Serikat. Jikalau bicara tentang teknologi, Amerika Serikat lah asalnya. Tak perlu diragukan lagi, Amerika memang dalang teknologi di era globalisasi ini. Komputer, telepon genggam(hp), gadget, laptop semua berawal dari sana. Hampir seluruh rakyat Indonesia menggunakan hp. Dampak teknologi Amerika serikat sangat berperan disini.  Komputer dan laptop pun bukan hal baru bagi rakyat Indonesia. Orang-orang Indonesia khususnya di perkantoran, pasti menggunakan laptop maupun computer. Ini merupakan langkah besar Amerika Serikat dalam meraup keuntungan sebesar-besarnya. Sejak 3 tahun lalu, terkenal istilah BBMan, Ping-pingan. Semua itu istilah dari blackberry, produk asli buatan Amerika dan banyak digunakan bangsa Indonesia. Facebook dan Twitter juga merupakan situs jejaring social yang bnyak digunakan di Indonesia yang berasal dari Negeri Paman Sam tersebut. Film-Film Hollywood yang kita nonton sehari-hari juga merupakan kemajuan dari teknologi di Amerika serikat.
Selain dua Negara besar tersebut, Negara-negara lain yang merupakan tetangga Indonesia juga mambawa pengaruh bagi Negara dan bangsa Indonesia yang ditinjau dari segi kehidupannya dan menyebabkan perubahan, yaitu:
1.    Tren yang mengglobal : Perekonomian global merupakan hasil beberapa tren, yang pertama,  bangkitnya komunikasi global instan yang dimungkinkan oleh trobosan tekhnologi komunikasi dan semikonduktor yang memiliki kemampuan mengirimkan pesan keseluruh dunia dalam hitungan detik, sehingga memungkinkan suatu perusahaan untuk mengontrol atau mengelola bisnis kantor pusat yang jauh.  Yang kedua gelombang deregulasi dan memperlemah kontrol pemerintah nasional atas aktivitas ekonomi.  Tren yang ketiga adalah menjamurnya pasar uang global, sehingga nilai mata uang ditentukan oleh pasar.
2.    Perusahaan global, sekitar 50.000 perusahaan sekarang ini yang memiliki operasi berskala global yang dipelopori oleh perusahaan multinasional (Multinational Companies, MMC) dengan memiliki cabang di luar negeri tetapi dijalankan oleh kantor pusatnya di sebuah Negara tertentu.
3.    Berkurangnya kedaulatan Negara, globalisasi mengurangi kemampuan pemerintah nasional  dalam mengontrol perekonomian mereka sendiri sebab perusahaan internasioal bergerak melebihi jangkauan hukum nasional.  Denga kata lain gobalisasi telah mengurangi demokrasi sebab dengan menurunnya kedaulatan suatu Negara berarti berkurangnya kekuasaan warga Negara untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.
4.    Pertumbuhan Macan Asia, dengan berlakunya kebijakan yang berorientasi pasar, membuka pasar dalam negerinya, dan membuka diri terhadap investasi asing, maka Negara asiapun tumbuh menjadi macan asia seperti Singapura, Korea, Hongkong, Negara miskin mengalami perkembangan ekonomi yang pesat, uang banyak.  Namun uang banyak mengkibatkan krisis ekonomi sebab bank-bank kehilangan kontrol terhadap debiturnya, nilai mata uang negara Asia selalu dikaitkan dengan dolar Amerika dan kebijakan global.
5.    Krisis ekonomi, dimulai di Thailand karena tidak ada kontrol riil aliran investasi ke Thailand sehingga tidak ada pula  kontrol riil  atas investasi ke luar, sehingga bank-bank dan investor asing menarik investasinya dan menuntut pembayaran.  Inilah yang menjadi krisis ekonomi karena penolakan pasar yang tiba-tiba.  Hal ini terjadi di Malaysia, Filipina, Indonesia, Korea selatan.
6.    Masa depan Kapitalisme Global, guncangan ekonomi global seperti krisis moneter asia akan terus terjadi, oleh karena itu para pemimpin baru  di Asia, termasuk Indonesia harus menyeimbangkan kebutuhan akan stabilitas soaial dan kemakmuran dengan efisiensi dan keuntunmgan yang dituntut oleh pasar bebas.






2.7         Sikap Terhadap Globalisasi

Dalam kehidupan bangsa dan bernegara, kita harus dapat menerima munculnya globalisasi. Globalisasi merupakan tahap perkembangan dari kenyataan tahap sejarah manusia, jadi jika anda menghindar darisuatu kenyataan tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan,pilihan itu justru akn berlawanan dengan semangat moderenisasi yang menuju ke arah ke dinamisan dan perubahan.
Kepedulian itu merupakan bahwa suatu bangsa adalah bagian tidak terpisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional. Sebagian besar dari bangsa indonesia, hendaknya selektif terhadap arus globalisasi dengan mengabil unsur-unsur yang baik dan membuang unsur-unsur yang tidak baik dan harus selektif terhadap masuknya budaya asing yang tidak sesuaidengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Kewajiban kits sebagai sutu bangsa ialah bgaimana kita mampu berinteraksi di era globalisasiini secara positif. Tindakan yang harus kita lakukan selaku bangsa guna menghadapi pengruh globalisasi, ialah:
1.    Melakukan lokalisasi  (otonom lokal dari tingkat rumah tangg, kelompok, dusun sampai dengan wilayah) untuk berdikari (berdiri kaki sendiri).
2.    Melakukan gerakan stop perdagangan bebas (pro-fair trade dan proteksi produk orang banyak) pada tingkat lokal dan regional.
3.    Melakukan stop privatisasi (pro-BUMN basis rkyat yang di kontrol buruh dan komunitas, bukan preman).

Ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri yang luhur, di antaranya sebagai berikut:
1.         Bersikap Moderat
Masyarakat yang bersikap moderat adalah mereka yang tidak menolak dan tidak mendukung globalisasi sepenuhnya. Masyarakat moderat berusaha mengambil sisi positif globalisasi dan mencegah sisi negatif globalisasi. Orang yang moderat bersikap kuat dan terbuka, serta bangga dengan identitas dirinya. la sadar akan dampak globalisasi tetapi tetap berpegang teguh dengan identitas budayanya. Bahkan, ia bisa memanfaatkan era globalisasi untuk memperkenalkan budayanya kepada dunia.
2.         Mempersiapkan Diri Sebaik Mungkin
Era globalisasi adalah era yang penuh tantangan. Tantangannya berupa kuatnya pengaruh budaya Barat dan persaingan yang tinggi. Jika kita mampu menghadapi tantangan itu, kita akan berhasil melalui era globalisasi. Pengaruh budaya barat yang buruk misalnya sikap meterialistis, pergaulan bebas, individualisme, dan konsumtif. Budaya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan kepribadian bangsa. Kita harus membentengi diri dengan baik sehingga bisa membedakan pengaruh baik dan buruk. Berikut ini langkah-langkahnya:
a. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan agama, kita dapat mengontrol dan mengendalikan dampak negatif yang ditimbulkan globalisasi. Sejelek apa pun pengaruh yang datang pada diri kita, apabila pertahanan kita kuat, kita tidak akan terpengaruh.
b. Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi. Selain itu, perlu mempelajari berbagai bahasa asing selain bahasa daerah dan bahasa nasional.
c. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan sebaik mungkin. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia mutlak harus dipertahankan dan diwujudkan secara benar. Nilai-nilai Pancasila harus mewarnai semua aspek kehidupan bangsa.
d. Memperluas wawasan tentang globalisasi. Misalnya dengan rajin membaca koran dan menyimak berita di televisi atau internet. Banyak berita atau tulisan yang membahas globalisasi yang bisa menjadi masukan wawasan kita.
3.         Bersikap Selektiff
Sikap yang paling penting pada era globalisasi adalah selektif. Kita tidak menerima semua pengaruh dari luar negeri secara apa adanya.Apa yang ada di luar negeri dianggap baik memberi inspirasi untuk diterapkan di negara kita. Hal-hal yang diterapkan memang harus sesuai dengan keadaan di Indonesia.
Sebagai bangsa Indonesia yang berkepribadian Pancasila, kita harus mampu menyeleksi dampak-dampak negatif dari globalisasi. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif globalisasi antara lain:
1. tidak meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa,
2. menyeleksi budaya asing yang masuk ke negara kita disesuaikan dengan budaya ketimuran,
3. tidak asal memakai produk luar negeri apalagi jika produk-produk tersebut dapat dihasilkan di dalam negeri.
4. tetap mengikuti perkembangan informasi dan teknologi agar kita bisa terus maju dan tidak tertinggal.
4.         Menjaga Rasa Nasionalisme
Era globalisasi yang penuh kebebasan bisa menggeser rasa nasionalisme bangsa. Rasa cinta kepada negara, budaya bangsa, dan produk-produk dalam negeri bisa berkurang. Jika ini terjadi, kita sendiri yang mengalami kerugian. Oleh karena itu, kita harus memupuk semangat cinta tanah air atau nasionalisme. Dalam menyikapi globalisasi, harus dilandasi dengan nilai-nilai sebagai berikut :
a. perjuangan bangsa Indonesia,
b. sikap dan perilaku cinta tanah air,
c. wawasan dan kesadaran bernegara,
d. mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Berikut adalah beberapa contoh wujud dari sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi:
a. Melaksanakan nilai UUD 1945 dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk memecah pengaruh globalisasi.
b. Untuk menghadapi kehidupan global yang nyata/semu, pendidikan diperlukan sebagai benteng dari pengaruh negatif globalisasi.
c. Kesadaran warga negara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap, serta perilaku cinta tanah air berdasarkan Pancasila.
d. Menggunakan produk-produk dalam negeri tidak bersifat konsumerisme, dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
e. Pola pikir yang cerdas, logis dan kritis dalam menyeleksi globalisasi.
 f. Peningkatan kualitas manusia, yaitu:
1). manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
2). manusia yang berbudi luhur,
3). manusia yang berkepribadian,
4). manusia yang mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, dan terampil

2.8         Implikasi Globalisasi Terhadap Indonesia

Terjadinya perubahan-perubahan yang cukup drastis dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersama dengan era globalisasi dan masukanya teknologi modern sangat dirasakan khususnya oleh Negara Indonesia dan umumnya Negara-negara sedang berkembang lainnya. Hal tersebut berpengaruh dalam kemampuan untuk berjuang mempertahankan kelangsungan hidup ditengah-tengah pergulatan Negara-negara besar di dunia.
Proses alih teknologi tidak semudah seperti kita membalikkan telapak tangan tetapi kita harus bekerja keras untuk mempersiapkan sumber daya manusia, kondisi social, dan kondisi fisik alamiah Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan agar kita tidak kehilangan kepribadian di tengah-tengah kemajuan yg telah tercapai. Disinilah perlunya dibangun tatanan kehidupan yang tetap berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan penuntun sikap dan perilaku bangsa Indonesia, baik dalam hubungannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesama anggota masyarakat, bangsa dan negaranya maupun dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Sebagai norma hukum, Pancasila memberi petunjuk kepada bangsa Indonesia mengenai yang adil dan tidak adil, benar atau tidak benar atau dan benar sebagai norma pembangunan yang baik dan benar sehingga sampai pada tujuan dengan baik dan benar.
Kedudukan geografis Indonesia terletak pada posisi silang antara Benua Asia dengan Benua Australia, Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik, dan antara paham / ideologi komunitas dengan paham / ideologi liberal. Dengan demikian, posisi Indonesia sangat rentan terhadap implikasi era globalisasi yang sedang berjalan. Untuk menghadapi hal tersebut Indonesia harus memantapkan SDM, Ideologi Pancasila sebagai filter, sosial budaya, ekonomi, politik, dan hankam yang kuat.
Beberapa contoh yang dapat dijadikan analisis, antara lain sebagai berikut.
1.    Bidang Teknologi Dan Pengembangan
Implikasi globalisasi banyak menimbulkan perubahan yang sangat luas dan  mendalam di sejumlah bidang.
a. Ketika era komputerisasi datang, telepon dan faksimil banyak digunakan orang, Perkembangan itu memengaruhi PT Pos Indonesia sebagai perusahaan jasa layan-antar.
b. Pada tahun 1990-an, volume pengiriman lewat pos menurun  hingga 70%. Namun, pengiriman surat ringan dan bisnis meningkat. Bahkan, terus meningkat sehingga mencapai 740 juta pucuk surat yang dikirim dan kiriman paket sebesar 619 juta buah.
c. PT Pos Indonesia ( Posindo ) memberikan layanan melalui program optima, di antaranya jaminan asuransi bagi surat atau paket yang hilang atau rusak saat yang dikirim secara door  to door dan part to part, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
2.    Bidang Peningkatan Kualitas Produk
Berbagai merk kosmetika luar negeri kini sudah beredar di Indonesia, khususnya promosi yang gencar sangat memikat konsumen Indonesia yang ternyata jumlahnya tidak sedikit.
Misalnya, dalam menghadapi AFTA dan kondisi persaingan yang semakin  meningkat, kesadaran bangsa Indonesia di bidang ini bangkit untuk mencintai hasil produk Indonesia. Tidak hanya Sari Ayu, Muastika Ratu, atau Ristra dengan Indolabnya, tetapi muncul pula pengusaha merk tradisional bersaing dengan meningkatkan “litbang”nya. Misalnya, Jamu Jago, Ny.Meneer, atau produk-produk lainnya. Begitu pula dengan perawatan tubuh atau spa, kini mulai merebak ke seluruh dunia. Padahal, produk perawatan itu adalah asli dari Indonesia yang dikembangkan secara modern.
3.    Bidang Hankam
Dengan berkembanganya kejahatan internasional, seperti terorisme, perampokan/bajak laut di jalur-jalur perdagangan dunia, perdagangan manusia, obat bius, atau kejahatan lintas batas ASEAN termasuk di dalamnya Negara Indonesia membuka diri dengan pihak lain atau Negara lain untuk menumpas atau memerangi kejahatan-kejahatan internasional itu. Misalnya sebagai berikut.
a. Penandatanganan perjanjian memerangi terorisme pada akhir Juli 2002 sebagai bukti kesungguhan mewujudkan perang terhadap teroris tanpa melibatkan pasukan AS di kawasan ASEAN. Namun, AS bersedia memberi bantuan teknis pasukan keamanan dalam melacak para tersangka.
b. Mematuhi hukum dan perjanjian internasional.
c. Turut meratifikasin perjanjian internasioanal.
d. Menghormati peradilan internasional dan bekerja sama dalam penyelesaian sengketa internasional.
4.    Bidang Informasi
Apabila diperhatikan pada pelajaran sebelumnya tentang pers, bahwa informasi tidak hanya berisi pesan yang berdampak positif dan negative. Akan tetapi, pers menandung pula hal-hal yang berkaitan dengan dimensi sosial dan pergeseran nilai-nilai budaya bangsa.
Selain itu, instansi-instansi pemerintah pun mulai dikembangkan system informasi yang menunjang pemberlakuan WTO ( Word Trade Organization ), baik melalui program-program perbaikan system maupun pengadaan perpustakaan. Misalnya, Departemen Perdagangan dan Industri ( Depperindag ) meresmikan perpustakaan nasional WTO untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang ketentuan dan peraturan WTO.


5.    Bidang Sosial Budaya
Implikasi globalisasi pun turut mempengaruhi bidang-bidang sosial dan budaya anta lain sebagai berikut.
a. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional.
b. Pertukaran pelajar antarnegara.
Dampak  dan Pengaruh Globalisasi:
a. Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
b. Terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat.
c.  Komunikasi dan transportasi semakin canggih.
6.    Bidang Lingkungan Hidup
a.         Menentang / menolak atas penggunaan senjata nuklir, baik untuk perang maupunmerusak lingkungan.
b.        Melestarikan lingkungan hidup, baik secara nasional maupun internasional.









BAB III
      PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan.
Pada abad ke-21 ini, globalisasi telah membawa pengaruh yang besar bagi perjalanan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut diantaranya dalam bidang politik, sosial budaya, ekonomi, dan hankam. Negara-negara lain yang notabene tetangga Indonesia dalam percaturan internasional juga telah memberikan pengaruh yang dirasakan Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut jika kita selektif dalam memanfaatkannya dapat membawa perubahan untuk Indonesia, yaitu kemajuan Negara dan bangsa Indonesia.
Agar kita tidak tenggelam dalam aspek negatif globalisasi yang berkembang saat ini, perlu diciptakan sebuah cara baru atau kebudayaan yang sifatnya lebih berupaya untuk meningkatkan visi terhadap pemerataan sosial. Suatu pola yang membuat orang-orang dapat menemukan cara-cara baru agar manusia dapat hidup dalam lingkungan yang semakin padat dengan damai, kreatif dan berbahagia.
Hal yang sangat penting adaah diperlukannya kreatifitas dan kerpercayaan pada diri sendiri yang tertanam dalam suatu rasa identitas nasional dan dalam kebanggaan serta harga diri yang melkat padanya, sehingga kita dapat menyatakan diri sebagai suatu bangsa yang memiliki jati diri.

3.2         Saran
Kita yang hidup di zaman globalisasi hendaknya pintar pintar beradaptasi dengan arus globalisasi yang sedang melanda dunia. Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi manusia yang primitif lagi. Jangan sampai kita tertinggal masalah teknologi dan lain-lain yang berhubungan dengan globalisasi agar kita tidak tertelan oleh zaman. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh globalisasi. Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak negatif globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi.


DAFTAR PUSTAKA


ra.blogspot.com/2014/01/sikap-terhadap-globalisasi_8.html

No comments:

Post a Comment

Zona Nyaman?! Coba pindah dehh