Thursday, October 15, 2015

Kemampuan Khusus (Bakat Umum & Bakat Khusus)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kita mengenal “Empat Karunia Ilahi” (4 Human Endowment), atau bakat alami, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination), hati nurani (conscience), dan kehendak bebas (independent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami atau talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal, agar berguna bagi lingkungan sosial.
Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/memori.
Bakat merupakan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat, jika dididik dan dilatih, maka ketika remaja bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari penulian makalah ini adalah :
1.      Untuk menyelesaikan tugas Bimbingan Konseling.
2.      Mengetahui pengertian bakat.
3.      Mengetahui perbedaan bakat khusus dan bakat umum.
4.      Mengetahui pembagian bakat khusus.
5.      Mengetahui bagaimana pengaruh orang lain dalam perencanaan dan pemeliharaan karir individu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. 
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Selain itu bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif biasanya bersifat umum.
Dalam mendefinisikan kata “bakat” atau yang dalam bahasa Inggris berarti aptitude atau talent, para ahli telah memunculkan berbagai pendapat yang satu sama lain berbeda. Di bawah ini beberapa definisi tentang bakat, yaitu:
Ø  Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dll.
Ø  Crow & Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutip oleh Nurkancana (1993:191), mengatakan bahwa : Bakat adalah suatu kualitas yang Nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya.
Ø  Stamboel Munandir dan Munandar (1987:2) Mendifinisikan, Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relative bisa bersifat umum.
Ø  Munandir (2001:15-16) mengatakan, bahwa Bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
Ø  Suzuki (1993:1-2) mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan kata sejak lahir digunakan secara ceroboh didalam pernyataan sejak lahir ketika kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya telah berusia lima atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir tentu kita tidak akan pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya jadi pemain bola yang baik, pemain musik, ataukah menjadi seorang sastrawan.
Ø  Menurut Verauli, Bakat anak bersifat majemuk, tergantung peran orang tua untuk membantu mengarahkan potensi yang dimiliki si anak.
Ø  Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud (Utami Munandar,1992).
Ø  Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan dan keterampilan khusus tertentu.bakat bersifat laten potensial sepanjang hidup manusia dan dapat di aktifkan potensinya. (Kartini kartono, 1979).
Ø  Bakat sebagai “benih dari suatu sifat , yang baru akan nampak nyata jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”. (Suganda purbakawatja, 1982)
Ø  Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon. (Dyke Bingham dalam Ny.Moesono, 1989).
Ø  Bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus. (Sarlito Wirawan Sarwono, 1979)
Ø  Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu. (Tedjasaputra,2003).
Ø  Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. (Gardner,1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus. Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya.
Ø  William B. Michael menyatakan bahwa An aptitude  may be define as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training. Menurut definisi di atas, Michael meninjau bakat itu terutama dari kemampuan individu untuk melakukan tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.

2.2  Perbedaan Pengertian Bakat Umum dan Bakat Khusus
2.2.1       Pengertian Bakat Umum
Pengertian Bakat umum adalah kemampuan berupa potensi yang bersifat umum. Biasanya bakat umum berkenaan dengan kemampuan intelektual seseorang yang sering dinamakan gifted. Misalnya seperti menyanyi, menggambar,

2.2.2       Pengertian Bakat Khusus
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Bakat khusus adalah seperangkat nilai yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan atau respon, seperti kemampuan berbahasa, musik, berhitung, mekanik, olahraga, dan sebagainya.

Jadi perbedaannya:
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted.




2.3  Pembagian Bakat Khusus
v Klasifikasi jenis-jenis bakat khusus, yaitu :
a.    Bakat akademik khusus, yaitu bakat dalam bidang angka, logika bahasa, dan sebagainya. Contoh orang yang mempunyai bakat akademik khusus adalah J. H Rowling, penulis serial Harry Potter.
b.    Bakat kreatif produktif, yaitu bakat untuk menciptakan sesuatu penemuan baru, misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya.Orang yang mempunyai bakat ini, misalnya Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar.
c.    Bakat Sosial, yaitu bakat yang dimiliki oleh orang-orang yang mahir dalam melakukan negosiasi, mahir dalam kepemimpinan, mahir dalam organisasi, mahir dalam komunikasi serta mahir mencari koneksi. Misal nya seperti Helmy Yahya dan Oprah Winfrey.
d.   Bakat kinestik/psikomotorik, yaitu bakat seseorang dalam olah tubuh. Orang yang mempunyai bakat ini misalnya olahragawan. misalnya bakat dalam bidang sepakbola, bulu tangkis, tenis, dan keterampilan tekink.
e.    Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam waktu singkat dan sejenisnya. Misalnya seperti Iwan Fals.

v Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua jenis bakat khusus yang dimiliki remaja:
a.    Bakat khusus/vocation aptitude yaitu mengenai bidang pekerjaan khusus.
b.    Bakat akedemis(pendidikan) /schoolastic aptitude yaitu mengenai pendidikan khusus.

v Raven (dalam Pali, 1995) mengelompokkan bakat khusus seseorang sbb:


a.    Bakat pemahaman verbal.
b.    Kemampuan numerical.  
c.    Skolastik.
d.   Bakat kerani (kesekretariatan)
e.       Pemahaman mekanik.
f.       Tilikan (pandangan) ruang atau berpikir 3 dimensi.
g.      Bakat bahasa.



2.4  Pengaruh Orang Lain Dalam Perencanaan & Pemeliharaan Karir Individu
Manusia adalah makhluk sosial, maka sangat wajar jika dalam segala aspek kehidupan peran orang lain sangat penting. Tak terkecuali dalam perencanaan dan pemeliharaan karir. Orang lain, dapat menjadi teman untuk berdialog mengenai karir seseorang, berdiskusi, bertukar pikiran, bahkan dapat menjadi tolak ukur untuk kemampuan diri kita. Orang lain dapat menjadi sebuah rasio untuk diri kita agar kita dapat menjadi lebih baik lagi, baik dalam bidang karir maupun kepribadian.
Contohnya, Nia adalah seorang siswi SMK yang bingung tentang rencananya “mau kemana?” setelah lulus nanti. Nia selalu menanyakan saran kepada teman-teman dan guru bimbingan konselingnya mengenai masalahnya tersebut.  Berkat semua saran yang didapat dari lingkungannya itulah sekarang Nia telah bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Di samping program pembinaan, manajer tahap pemeliharaan dapat memperkaya pengembangan karirnya dengan membangun hubungan sepergaulan (peer relationship). Hubungan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai information peer (saling berbagi informasi), collegial peer (saling memeberikan bantuan dalam mengerjakan tugas – tugas, persahabatan), dan special peer (saling memberikan dukungan emosional, konfirmasi.

Perencanaan Karir dalam Manajemen
Perencanaan karir adalah salah satu  fungsi manajemen karir. Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan  baik oleh individu pegawai maupun oleh organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu. Yang perlu digaris bawahi, perencanaan karir pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pegawai yang bersangkutan dan organisasi. Jika tidak, maka perencanaan karir pegawai tidak akan menghasilkan rencana yang baik dan realistis.
Perencanaan karir merupakan kegiatan atau usaha untuk mengatakan perjalanan karir pegawai serta mengidentifikasi hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Bagi pegawai, perencanaan karir ditingkat organisasi tidak akan dianggap penting bila tidak ada sangkut pautnya dengan karir sipegawai tersebut. Karena itu, perencenaan karir ditingkat organisasi harus bisa “ diterjemahkan” menjadi perencanaan karir ditingkat individu pegawai. Telah dijelaskan bahwa perjalanan karir seorang pegawai dimulai sejak dia masuk kesebuah organisasi, dan berakhir ketika ia berhenti bekerja diorganisasi itu. Dan hal ini berlaku bagi siapapun yang bekerja diorganisasi tersebut, dari pegawai ditingkat yang paling rendah sampai ke tingkat pimpinan yang paling tinggi.
Pada dasarnya tujuan perencanaan karir untuk seorang pegawai adalah mengetahui sedini mungkin prospek karir  pegawai tersebut dimasa depan, serta menentukan langkah-langkah yang perlu diambil agar tujuan karir tersebut dapat dicapai secara efektif-efisien.
Lima Syarat Utama Perencanaan Karir Pegawai
1.  Dialog
Urusan karir adalah urusan pegawai. Karena itu perencanaan karir harus melibatkan pegawai. Pegawai harus diajak berbicara, berdialog, bertanya jawab mengenai prospek mereka sendiri. Ini kelihatannya mudah. Tetapi di negara timur seperti Indonesia, karir jarang didialogkan dengan pegawai. Pegawai sering kali merasa malu dan risih jika diajak bicara tentang karir mereka sendiri. Mereka takut dianggap terlalu memikirkan karir dan ambisius. Karena itu, karir sering kali tabu dibicarakan.  Meskipun demikian dialog tentang karir  ini harus diusahakan terjadi antara organisasi (misalnya diwakili seorang pimpinan) dengan pegawai. Melalui dialog inilah diharapkan timbul  saling pengertian antara pegawai dan organisasi tentang prospek masa depan si pegawai.

2.  Bimbingan
Tidak semua pegawai memahami jalur karir dan prospek karirnya sendiri. Karena itu, organisasi harus membuka kesempatan untuk melakukan bimbingan karir terhadap pegawai. Melalui bimbingan  inilah pegawai dituntun untuk memahami berbagai informasi tentang karir mereka. Misalnya, pegawai dibimbing untuk mengetahui tujuan karir yang dapat mereka raih (jangka pendek atau jangka panjang), persyaratan untuk mencapai tujuan karir tersebut, serta usaha-usaha apa yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efisien.

3.  Keterlibatan Individual
Dalam rangka hubungan kerja yang manusiawi (humanistic) pegawai tidak boleh dianggap sebagai sekrup dari sebuah mesin bisnis yang besar, yang boleh diperlakukan semena- mena termasuk dalam penentuan nasib karir mereka. Setiap individu pegawai seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan karir. Mereka harus diberi kesempatan berbicara dan memberikan masukan dalam proses tersebut. Jika tidak maka perencanaan karir akan berjalan timpang karena hanya dilihat dari sisi kepentingan organisasi belaka.

4.  Umpan Balik
Sebenarnya, proses pemberian umpan balik selalu terjadi jika ada dialog. Tetapi dalam hal ini ingin ditegaskan bahwa setiap pegawai mempunyai hak untuk mengetahui setiap keputusan yang berkenaan dengan karir mereka. Jika dipromosikan, mereka berhak tahu mengapa mereka dipromosikan. Bila tidak terjadi perubahan karir dalam waktu yang cukup lama, mereka juga berhak tahu mengapa hal ini terjadi. Pegawai berhak bertanya. Organisasi berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.

5.  Mekanisme Perencanaan Karir
Yang maksud di sini adalah tata cara atau prosedur yang ditetapkan agar proses perencanaan karir dapat dilaksanakan sebaik- baiknya. Dalam mekanisme perencanaan karir ini harus diusahakan agar empat hal di atas (dialog, bimbingan, keterlibatan individual, dan umpan balik) dapat terwadahi. Di samping itu, mekanisme seyogyanya dilengkapi dengan aturan atau prosedur yang lebih rinci, formal, dan tertulis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh orang lain dalam perencanan dan pemeliharaan karier individu sangatlah penting karena orang lain dapat menjadi teman untuk berdialog mengenai karir seseorang, berdiskusi, bertukar pikiran, bahkan dapat menjadi tolak ukur untuk kemampuan diri kita. Orang lain dapat menjadi sebuah rasio untuk diri kita agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik dalam bidang karir maupun kepribadian. Pengaruh orang lain dalam perencanaan dan pemeliharaan karir individu sangat besar untuk mencapai suatu kesuksesan. Dukungan, kritik, saran, dan ajakan, serta larangan  dari mereka sangat bisa mempengaruhi pola pikir kita dalam karir.
BAB Iii
PENutup
3.1  Kesimpulan
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik, sosial, seni, kinestetik, dan sebagainya. Bakat khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah, kesempatam maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dan dorongan orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua
Bakat sangat penting untuk segera diidentifikasi agar seseorang dapat lebih cepat menemukan kejelasan akan arah studi serta potensi/kelebihan apa yang dimilikinya. Namun demikian, yang harus selalu diingat adalah bahwa bakat tidak memiliki manfaat serta peran apapun jika tidak dibarengi dengan usaha untuk selalu belajar dan beratih.
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat tidaklah diturunkan semata melainkan merupakan hasil interaksi dari faktor keturunan dan faktor lingkungan. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana yang memungkinkan bakat tersebut terrealisasi termasuk intelegensi, kepribadian, dan keterampilan khusus. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, intelegensi termasuk kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu.
Orang tua dan guru sangat berperan dalam membantu anak menemukan bakat terpendamnya. Karena mereka orang dewasa yang merasa bertanggung jawab sangat peduli akan masa depan si anak maupun anak didik tersebut.

Orang lain dapat menjadi sebuah rasio untuk diri kita agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik dalam bidang karir maupun kepribadian. Pengaruh orang lain dalam perencanaan dan pemeliharaan karir individu sangat besar untuk mencapai suatu kesuksesan. Dukungan, kritik, saran, dan ajakan, serta larangan  dari mereka sangat bisa mempengaruhi pola pikir kita dalam karir.

3.2  Saran
Bakat seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Diharapkan orang tua jeli dalam melihat bakat khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal. 
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada anak yang berbakat dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus sesuai dengan bakatnya tersebut, dan juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat dengan mengadakan lomba-lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif dalam mengembangkan bakat anak yang berprestasi, dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di lingkunagan sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan beasiswa kepada murid yang berbakat dan juga berprestasi, baik dalam tingkat lokal maupun nasional.
Dengan demikian maka anak yang memiliki bakat akan mencapai titik tertinggi dalam mengembangkan bakatnya tersebut, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang tua, lingkunagan sosial, maupun lingkungan sekolah.




DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment

Zona Nyaman?! Coba pindah dehh