Thursday, October 15, 2015

Penanganan Limbah Cair

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.

Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri kecil dan menengah.

Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri (konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb) atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan.

Penentuan suatu sistem pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah terkait erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu, macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan dalam kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari industri, prinsip dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada beberapa jenis industri.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud limbah?
  2. Apa yang dimaksud limbah cair?
  3. Apa penyebab dari limbah cair?
  4. Bagaimana dampak limbah cair terhadap kesehatan dan lingkungan?
  5. Bagaimana cara penanganan limbah cair?

1.3 Tujuan
1.      Untuk menyelesaikan tugas Ilmu Pengetahuan Alam.
2.      Mengetahui bagaimana cara penanganan limbah cair.
3.      Untuk menambah pengetahuan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

2.2 Pengertian Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization),pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).

2.3 Sumber Limbah Cair
2.3.1 Limbah cair domestic (domestic wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan dari rumah tangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2.3.2 Limbah cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil.
2.3.3 Rembesan dan luapan (infiltration and inflow)
Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang membuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.
2.3.4 Air Hujan (strom water)
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di atas permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair.
2.3.5 Limbah Pertanian
Limbah ini berasal dari daerah pertanian dan perkebunan. Limbah dari dari daerah ini terutama berupa senyawa – senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian, seperti pupuk dan pestisida (pembasmi hama). Selain itu, limbah organik juga bisa dihasilkan dari sisa – sisa tumbuhan.

2.3.6 Limbah Pertambangan
Berasal dari kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa  material tambang, seperti logam dan batuan.

2.4 Dampak Limbah Cair
2.4.1 Dampak limbah cair bagi kesehatan
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit.
Berikut ini berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air.
a. Penyakit menular
Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain karena:
Ø Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
Ø Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran air dapat dikelompokkan menjadi empat sebagai berikut:
§  Water diseases
Merupakan penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus, dan disentri
§  Water washed diseases
Merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra.
§  Water based diseases
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis.
§  Water related vectors
\Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam berdarah dengue, dan filariasis.



Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar:
Jenis Mikroba
Penyakit
Gejala
Virus
Virus Hepatitis A



Virus Polio

Hepatitis A



Poliomyelitis

Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning

Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot
Bakteri
Vibrio Cholerae



Escherichia coli
(strain patogen)


Salmonella typhi


Shigella dysentriae

Kolera



Diare



Tifus


Disentri

Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas
Buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut
Sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus.
Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut
Protozoa
Entamoeba histolytica

Balantidium coli

Giardia lamblia

Disentri amuba

Balantidiasis

Giardiasis

(sama seperti disentri oleh bakteri)

Peradangan usus, diare berdarah

Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan
Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang)

Taenia saginata
(cacing pita)

Schistosoma sp.
(cacing pipih)


Ascariasis


Taeniasis


schistosomiasis


Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan
Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa gatal di anus

Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang.

b. Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa  anorganik, seperti logam berat.  Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (Cl), seperti DDT dan PCB.  Polutan-polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan atau pencemar air tersebut adalah sebagai berikut:
Ø    Kadnium (Cd)
Kadnium adalah logam berat yang banyak digunakan pada industri  pipa PVC, pembuatan karet, dan pabrik kaca. 
Logam CD dapat terserap tubuh manusia dan akan terakumulasi atau terkumpul di organ-organ tubuh terutama di ginjal dan hati.  Hanya sebagian kecil dari logam ini yang dapat terbuang melalui pencernaan.
Keracunan kadnium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung. 
Keracunan kadnium juga dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati, pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung terasa nyeri.




Ø    Kobalt (Co)
Logam kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan mesin pesawat, magnt, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca, keramik, dan cat.
Pada manusia, Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan diperoleh melalui vitamin B12.
Keracunan kobalt dapat terjadi apabila tubuh menerima kobalt dalam konsentrasi tinggi (150 ppm atau lebih). Kobalt dalam jumlah banyak dalam tubuh manusia akan merusak kelenjar tiroid (gondok) sehingga penderita akan kekurangna hormaon yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut.  Kobalt juga dapat menyebabkan gagal jantung dan edema (pembengkakan jaringan akibat akumulasi cairan dalam sel).
Ø Merkuri (Hg)
Merkuri banyak digunakan dalam proses industri pembuatan klorin, juga terdapat pada baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik dan hasil pembakaran batu bara.
Logam merkuri sifatnya terakumulas dalam tubuh makhluk hidup.  Tubuh manusia menerima merkuri terutama dari konsumsi hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri. 
Efek merkuri, pada wanita hamil dapat menyebabkan janin menjadi cacat mental.  Tubuh yang terpapar merkuri dalam jangka waktu lama dapat mengalami kerusaka ginjal, saraf dan jantung.  Pada konsentrasi rendah merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi, dan perubahan perilaku.
Ø Timbal (Pb)
Pencemaran air oleh logam Pb dapat berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan dari sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang mengandung itimbal, bahan bakar bertimbal, pestisida, korosi pipa-pipa yang mengandung timbal. 
Logam timbal dengan konsentrasi > 15 mg/dl dalam darah berbahaya bagi kesehatan. 
§  Pada wanita hamil keracunan Pb dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan kematian janin. 
§  Pada anak-anak timbal dapat menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik. 
§  Pada orang dewasa keracunan timbal meningkatkan resiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi).

Ø Senyawa organik berklorin
Contoh senyawa organik berklorin adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor, dan klordan yang banyak digunakan sebagai pestisida.
Selain pestisida, senyawa kimia industri juga ada yang merupakan senyawa organik berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
Senyawa organik berklorin sifatnya persisten di alam dan terakumulasi dalam tubuh.  Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ terutama hati dan ginjal, serta dapat menimbulkan kanker.
Beberapa senyawa organik berklorin , seperti DDT dan PCB dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan.

2.4.2 Dampak limbah cair bagi lingkungan
Selain menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga berdampak terhadap lingkungan. Banyak sekali dampak limbah cair bagi lingkungan yang menyebabkan manusia tidak bisa beraktivitas bebas karena air yang biasa mereka gunakan sudah tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Berikut ini berbagai dampak limbah cair bagi lingkungan masyarakat:
2.4.2.1 Air tidak bermanfaat sesuai peruntukkannya     
Penggolongan air menurut peruntukkannya ada 4 yaitu:
§  Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
§  Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan baku air minum
§  Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanandan peternakan
§  Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
a. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga
Pencemaran air oleh berbagai jenis limbah akan menyebabkan air berbau dan keruh serta dapat mengandung kuman atau zat berbahaya.  Akibatnya, kualitas hidup menurun dan banyak timbul berbagai penyakit serta gangguan kesehatan.
b. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Sebagian besar industri juga membutuhkan air dalam proses produksinya.  Air yang telah tercemar dapat menyebabkan proses produksi terhambat karena tidak dapat lagi digunakan.  Misalnya air yang telah tercemar minyak tidak dapat lagi digunakan sebagai pelarut di industri kimia. 
c. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Di pertanian dan perikanan  air digunakan untuk irigasi dan kolam perikanan.  Pencemaran air oleh senyawa anorganik dapat mengubah pH perairan dan mematikan hewan dan tanaman karena beberapa senyawa organik bersifat racun.

2.4.2.2 Menurunnya populasi berbagai biota air
Beberapa polutan yang berbahaya bagi biota air diantaranya adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan panas.
a. Nutrien tumbuhan
     Perairan yang mengandung nutrien seperti fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut mengalami eutrofikasi.  Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan subur sehingga populasinya meningkat pesat disebut algae blooming.
Algae blooming dapat menyebabkan beberapa gangguan di perairan di antaranya:
§  Menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan sehingga mengganggu kehidupan biota air.
§  Jika ganggang yang mengalami blooming menghasilkan senyawa beracun akan menyebabkan kematian biota air.
§  Ketika ganggang yang mengalami blooming mati, sei-selnya akan turun ke dasar perairan dan mengalami pembusukan sehingga terjadi peningkatan populasi bakteri pembusuk yang membutuhkan banyak oksigen.  Hal ini akan meningkatkan BOD perairan
§  BOD  yang meningkat akan menurunkan DO perairan sehingga biota air yang tidak toleran terhadap kondisi DO rendah akan mengalami penurunan populasi.
b. Limbah yang membutuhkan oksigen
Seperti eutrofikasi pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen akan menyebabkan peningkatan BOD akibat tingginya populasi bakteri aerob sehingga akan menurunkan DO perairan.  Akibatnya  populasi biota air turun.


c. Minyak
Pencemaran minyak banyak terjadi di lautan atau pantai.
§ Pencemaran minyak di perairan dapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air seperti terumbukarang, karena bersifat racun bagi biota tersebut.
§ Tumpahan minyak diperairan dapat menempel dan menyelubungi bulu-bulu pada burung dan rambut mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu dan rambut tersebtu.  Contoh gangguan fisiologis yang dapat terjadi adalah hilangnya kemampua mengapung atau kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati karena tenggelam atau karena kehilangan panas tubuh secara drastis.
d. Sedimen
Pencemaran sedimen di perairan dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan.  Hal ini ini akan menyebabkan kemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang, dan akan mengakibatkan penurunan populasi biota air lainnya.  Sedimen juga dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
e. Panas
Polusi panas atau termal dapat menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis  sehingga mengakibatkan kematian berbagai biota air yag tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu tersebut.  Panas juga dapat menurunkan DO di perairan.



2.5 Penanganan Limbah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1E1YVGxk7H8U_W3V7vhYVC3CsP1Ls6kNMfnKTdoYsIVE5Qt8FRJYh3j50G97vO0O0hMTXzWlEQYPSkfVvrTXjp-NNN0AAtXXmgHJoz-9eaejuPtSZA0Dj6q-k0wQvjYmQeHkgYEPTpYT/s1600/download+%283%29.jpgMetode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

2.5.1 Penanganan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secar fisika.
1. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.  Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

2. Pengolahan Awal  (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.


3. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di    tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

4. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel–partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.  
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

2.5.2 Penanganan Sekunder (Secondary  Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .


1. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan  ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan

2. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
3. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 

2.5.3 Penanganan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.  




2.5.4 Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  Daya racun zat
  Waktu kontak yang diperlukan
  Efektivitas zat
  Kadar dosis yang digunakan
  Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
  Tahan terhadap air
  Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

2.5.5 Penanganan Lumpur (Sludge Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
BAB III
Penutup
1.1   Kesimpulan
Limbah atau sampah adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Selain menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga berdampak terhadap lingkungan. Banyak sekali dampak limbah cair bagi lingkungan yang menyebabkan manusia tidak bisa beraktivitas bebas karena air yang biasa mereka gunakan sudah tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penanganan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal. Sedangakn penanganan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Selain itu, penanganan limbah cair juga dapat mengurangi pencemaran air dan mengurangi tingkat penyakit akibat limbah tersebut. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).



1.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari air. Air kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan 70% ditubuh manusia adalah air. Tanpa air kita tidak bisa hidup.
Dalam menggunakan air sebaiknya kita berlaku hemat dan ramah lingkungan. Ketika membuang air yang telah kita pakai (limbah) sebaiknya kita perhatikan terlebih dahulu, apakah limbah tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak. Namun biasanya limbah cair dari pemukiman warga tidak banyak mengandung zat yang berbahaya. Biasanya limbah cair dari pemukiman warga berupa air detergen. Sebagai warga masyarakat sebaiknya kita pandai dalam memilih detergen. Detergen yang digunakan tidak harus yang memiliki kadar busa atau buih yang tinggi, namun pilihlah detergen yang sedikit berbusa namun dan dapat membersihkan noda sekalipun noda membandel. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasikan turunnya kualitas lingkungan akibat pencemaran air.
Bagi pemerintah sebaiknya mengontrol pembuangan limbah cair dari kegiatan industry, karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri biasanya mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menurunkan kualitas air dan menggangu ekosistem biota air. Dan bagi Perusahaan yang terbaik dalam menjaga kelestarian lingkungan diberi penghargaan untuk mendorong perusahaan lain dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Bagi pihak perusahaan sebaiknya menyediakan penampungan limbah sebelum limbah tersebut di buang ke sungai atau saluran pembuangan yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Karena bila limbah tersebut langsung di buang ke sungai atau saluran pembuangan  akan menimbulkan pencemaran air yang akan merusak lingkungan dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, dapat juga menimbulkan berbagai penyakit baik ringan maupun berat.
Semua ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan hidup, memgurangi pencemaran air dan meminimalisasikan terjadinya penyakit akibat limbah cair. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan ini, siapa lagi?



DAFTAR PUSTAKA

Ø  Soeparman, H. M. & Suparmin. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair: Suatu Pengantar. 2001 Jakarta: Kedokteran EGC



1 comment:

  1. Perkenalkan kami dari PT Poly Stamino Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air limbah industri dan domestik. Kami menyediakan enzim pengurai limbah lemak/minyak, industri, rumah sakit, domestik atau sewage, dan Septic Tank dengan merek BioWasteTM.

    BioWasteTM adalah Enzim Pengurai Limbah Cair (termasuk lemak dan minyak) berbentuk tepung (powder) dengan keunggulan antara lain sebagai berikut:

    Dapat diaplikasikan pada semua tahap proses pengolahan limbah, termasuk tahap pre-treatment di Grease Trap, Sewage Water Plant (SWP) dan Kolam Ekualisasi.
    Merupakan konsentrat dan mengandung jumlah CFU (Colony Forming Units) yang sangat tinggi (2-5 miliar bakteri/gram) dengan reactivation rate 95-98%
    Mengandung bakteri strein fakultatif (dapat bekerja di kondisi aerob dan anaerob), kecuali jenis produk khusus bakteri anaerob
    Mampu bekerja di pH 5-9, optimal di pH 7-8
    Tahan terhadap suhu panas sampai 500C
    Mampu bekerja di kondisi COD dan TDS yang tinggi
    Mampu mengurai COD dan BOD sampai 95%
    Tahan terhadap deterjen dan beban limbah yang berlebih (shockloading)
    Cepat stabil dan mengurai limbah dengan sangat cepat dan efektif
    Mampu dengan cepat menghilangkan bau busuk yang disebabkan oleh lemak, sewage maupun limbah organik lainnya
    Mengurai lemak sehingga manjadi cair dan tidak lengket dalam waktu singkat
    Mencegah pipa tersumbat dan kerusakan pompa
    Mengurangi endapan lumpur
    Dll.


    Varian produk BioWasteTM adalah sbb:

    BioWasteTM WWTP (Pengurai limbah rumah sakit dan limbah industri)
    BioWasteTM STP (Pengurai limbah domestik atau sewage)
    BioWasteTM FOG (Pengurai limbah lemak, oli dan minyak)
    BioWasteTM Grease Trap (Pengurai limbah lemak di grease trap)
    BioWasteTM Septic Tank (Pengurai limbah septic tank)
    BioWasteTM Pond Clarifier (Penjernih air di danau/kolam)
    BioWasteTM Anaerob (Pengurai limbah di tanki/kolam anaerob dan tabung biogas)


    Jenis kemasan: Aluminium Foil 1 kg dan 100 gr



    Untuk mengetahui lebih detail mengenai produk BioWasteTM, bersama ini kami lampirkan presentasi BioWasteTM.



    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami di:

    Telp. 021 29430770

    HP/WA . 0815-8637-4097

    Email: marketing@polystamino.co.id



    Regards,

    PT Poly Stamino Indonesia

    Grease and Waste Water Specialist

    Jakarta

    ReplyDelete

Zona Nyaman?! Coba pindah dehh