Wednesday, November 26, 2014

Macam-Macam Ekosistem Dan Energy Dalam Ekosistem

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempitMakhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.. Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong  perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah.
Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dari luar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, macam-macam ekosistem serta energi yang didapatkan organisme-organisme dalam suatu ekosistem.


1.2              Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2.    Apa saja macam-macam ekosistem?
3.    Apa komponen pendukung ekoosistem ?
4.    Apa saja ciri-ciri ekosistem?
5.    Apa yang dimaksud jaring-jaring makanan?
6.    Apa yang dimaksud rantai makanan?

1.3              Tujuan

1.    Untuk menyelesaikan tugas Ilmu Pengetahuan Alam.
2.    Mengetahui macam-macam ekosistem.
3.    Mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem.
4.    Mengetahui ciri-ciri dari setiap ekosistem.
5.    Mengetahui biota tertentu dalam setiap ekosistem.
6.    Mengetahui aliran energi dalam ekosistem.
7.    Mengetahui jaring-jaring makanan dengan rantai makanan.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

2.2         Macam-Macam Ekosistem

Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ekosistem secara garis besar dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik. Selain itu, juga terdapat ekosistem buatan yang diciptakan manusia.
2.2.1   Ekosistem Darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memilki tipe vegetasi dominan disebut  bioma. Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut.
2.2.1.1  Ekosistem Padang Rumput
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6KZLtw4Q3YopYIVq8f02aJ1sCVX9DjWkNF04vvRMcnbcW-WdAJY8ubzy5-Q3NXSrm8KRY3XheLqtTwUiwo0qrYHnwW9-1G0lseFP3W_g8XT4y3Gquws-vW0yeU4QU5tOUV28uVDR05qU/s320/gurun-sahara-afrika.jpgPadang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek. Padang rumput terletak di daerah yang memiliki musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Hal ini dapat dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 900-4000m diatas permukaan laut.
Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan yang dapat bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat hidup dan beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu tumbuhan rumput lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang lain.
Pada dasarnya, eksositem padang rumput ini bisa dijumpai di semua wilayah. Namun, merunut pada ilmu geografi, wilayah persebaran dari padang rumput ini (khususnya di wilayah tropis) antara lain di benua Afrika, di Benua Amerika khususnya bagian selatan, dan juga benua Australia bagian utara. Sementara itu, padang rumput di wilayah dengan iklim subtropis bisa dijumpai di Amerika bagian utara, di Argentina, di beberapa wilayah Australia Barat, beberapa kawasan Eropa utamanya di Siberia juga Rusia bagian selatan.
Ciri-Ciri Padang Rumput
·      Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
·      Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
·      Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
·      Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti di Amerika Utara, rumputnya mencapai 3 m, misalnya: rumput-rumput bluestem dan India Grasses.
·      Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
·      Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
·      Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur.
·      Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Komponen dalam eksosistem padang rumput terbagi menjadi dua bagian, yakni komponen abiotik dan komponen biotik.
1.        Komponen Abiotik
1.    Suhu udara
Suhu udara mempengaruhi setiap proses yang terjadi pada makhluk hidup. Sebagai contoh adalah penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh meregulasi suhu tubuhnya.
2.    Air
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada mati.
3.    Garam
Keberadaan garam mampu mempengaruhi suatu organisme dalam proses osmosis. Ada beberapa organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
4.    Tanah dan batu
Karakteristik yang ada pada tanah mampu memberikan pengaruh terhadap penyebaran organisme yang ada berdasarkan kandungan yang ada pada tanah dan batu tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral yang dikandung oleh tanah.


5.    Cahaya matahari
Tidak dapat dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu contohnya adalah pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme lainnya yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.
6.    Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Iklim menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.
2.        Komponen Biotik
1.    Organisme Autotroph
Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan yang tidak teratur.
2.    Organisme Heterotrof.    
Organisme jenis ini adalah hewan pemakan rumput yang ada di padang rumput. Hewan tersebut adalah seperti zebra, rusa, kanguru, bison, dan kuda. Hidup hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka. Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang menjadi konsumen kedua setelah hewan pemakan rumput. Hewan yang menjadi organisme heterotof tingkat kedua seperti singa, anjing liar, ular, dan manusia. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka.
Tidak hanya hewan pemangsa saja yang menjadi organisme autotrof. Manusia juga termasuk dalam organisme autotrof tingkat ke dua karena manusia tidak mampu menghasilkan makanan sendiri. Namun manusia mampu menggunakan akalnya untuk memanipulasi makanan.
3.    Pengurai
Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini adalah jamur dan bakteri. Mereka akan menyerap sebagian hasil penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput). Penggunaan yang dilakukan oleh produsen bermaksud sebagai tambahan makanan yang diperlukan oleh organisme autotrof untuk bertahan hidup.

Flora Dan Fauna Di Padang Rumput
Oleh karena porosita (wilayah terbuka) dan drainase (sistem perairan) yang cenderung tidak teratur, maka tanaman yang tumbuh di wilayah padang rumput juga terbatas. Tumbuhan yang masuk ke dalam ekosistem padang rumput ini didominasi rerumputan yang pendek antara lain grama, buffalo grasees dan masih banyak lagi lainnya. Meski demikian, padang rumput juga dihuni beberapa jenis tumbuhan, hanya saja oleh karena keberadaan rumput yang paling dominan sehingga ia disebut Padang Rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
Salah satu jenis tumbuhan unik yang ditemukan di wilayah padang rumput adalah akasia. Ia merupakan genus semak-semak dan juga pohon. Akasia pertama kali ditemukan di wilayah Afrika. Akasia dikenal dengan durinya. Tumbuhan akasia ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian yang jumlahnya mencapai 1.300 spesies dan tersebar di seluruh dunia. Akasia banyak dijumpai tumbuh lebat di padang rumput. Ia memiliki ciri khas daun yang berukuran kecil. Akasia ini sangat bermanfaat dan bahkan pohonnya menjadi komoditas yang banyak dicari. 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiwkzvMfoW7Z2N8CEfjaGVAiHD0H8-f1K1RWGduChe_tsg6qFZUbXbVMdfUk7JKsuN-v4HlxVM-DatlpT8sWoqie4Y6JyK6TnC_x8jDzTqWDVqVy2XnzO2ApeMNMre9m-eMgt5SaAwZBk/s400/kanguru-harimau-singa-ular.jpgDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUI_zHB-qpvH5AWOU1zv_7vn2a1MpURbdCercq6W7rBf1vj-f1Ga4sQkL2PPnCt3hm2LeY1zRbXH-5GFRuEX1DGugQBmRiU4rhNRaEdTkZrQYPcBdzHF_lCbj86NFu0hVByR3rOwVdess/s400/rusa-antelop-kerbau.jpgSementara itu, hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka adalah hewan yang menjadikan rumput sebagai makanan utama. Misalnya saja zebra, domba dan kanguru di Australia, bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, dan masih banyak lagi lainnya. Oleh karena keberadaan hewan karnivora tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut adalah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya.

Jenis-jenis Padang Rumput
1.      Stepa
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau), stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun.VDi Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.
2.      Sabana / Savanna
Savana merupakan bioma dari tropis. Terletak di daerah yang luas di Afrika, Asia, Australia dan Amerika Selatan. Di dalamnya tumbuhan serba dominan. Namun demikian, tidak kekurangan pohon, meskipun ini tersebar. Dasar savana yang berlempung dan tahan air. Karakteristik sendiri bioma ini adalah alternasi dari rumput lembab dan kekeringan. rumput kering sangat tandus, karakteristik yang memfasilitasi penyebaran api. Api mudah membuat pertumbuhan rumput dan menahan perkembangan pohon, mempercepat mineralisasi dari tanah dan pertumbuhan tanaman yang beradaptasi dengan kondisi tersebut.
3.   Prairi / Prairie
Prairi adalah padang rumput yang wilayah tanahnya datar, landai, atau berbukit terutama ditutupi oleh rumput tinggi dan tidak banyak pohon. Perintis yang pertama kali melihat padang rumput datar Amerika Tengah Barat disebut mereka 'laut rumput. "prairi juga disebut salah satu jenis utama vegetasi alam atau bioma (lain termasuk hutan, semak gurun, dan tundra). Padang rumput adalah daerah di mana baik jumlah curah hujan tahunan rendah (10-20 inci) atau rumput tidak rata curah hujan musiman mendukung dan tanaman herba di atas pertumbuhan pohon. Dalam beberapa tempat, kondisi tanah atau geologi juga nikmat padang rumput atas jenis vegetasi. Padang rumput yang prairi ditemukan di setiap benua kecuali Antartika.
4.   Pampa
Pampa adalah bioma padang rumput yang memliki bentuk datar, Hal ini ditemukan terutama di Argentina dan meluas ke Uruguay. Kata Pampa berasal dari kata India Guaran tingkat polos. Suhu rata-rata di Pampa adalah 18 ° C. Pampas memiliki 'matahari tinggi' atau musim kering di musim panas, yang di belahan bumi selatan pada bulan Desember. Angin berhembus sebagian besar waktu. Iklim di Pampas yang lembab dan hangat.


Ekosistem Hutan Hujan Tropis di Kalimantan
 
Description: Ekosistem hutan hujan tropis di kalimantanHutan Hujan Tropis adalah hutan basah atau lembab yang terdapat di kawasan sekitar katulistiwa. Basah dan lembab lantaran curah hujan yang tinggi. Sedangkan kawasan katulistiwa di sini adalah area yang terletak hingga 10 derajat di utara maupun selatan garis katulistiwa. Hutan hujan tropis sering disebut juga sebagai hutan hujan tropika,lowland equatorial evergreen rainforesttropical lowland evergreen rainforest, atautropical rainforest.
Hutan hujan tropis dapat ditemukan di Afrika, Asia, Australia, serta Amerika Tengah dan Selatan. Hutan hujan terbesar di dunia adalah hutan hujan Amazon. Indonesia pun menjadi negara dengan luas hutan hutan tropis terbesar keempat di dunia. Negara-negara di dunia dengan luasan hutan hujan tropis terbesar di dunia, secara berurutan, adalah : Brazil, Kongo, Peru, Indonesia, Kolombia, Papua Nugini, Venezuela, Bilivia, Meksiko, dan Suriname
Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, atau hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembab, dan curah hujan yang tinggi (Zaenuddin, 2008).
Pada hutan hujan tropis terdapat berbagai kehidupan hewan serangga yang jumlahnya tak terhitung dan kadang-kadang memiliki warna yang indah sekali. Selain itu banyak juga terdapat katak pohon, kadal, ular, burung, tupai, monyet, dsb. Sebagian besar hidup hewan-hewan tersebut di atas pohon dan sangat jarang turun untuk menyentuh tanah selama hidupnya. Tumbuhan penyusun dari hutan hujan ini dapat berganti daun-daunya setiap tahunnya secara individual. Namun demikian tidak terdapat perubahan musiman yang teratur dan tidak juga berpengaruh terhadap seluruh vegetasi yang ada. Sepanjang tahun terjadi pembungaan dan pembentukkan buah, meskipun ada kecenderungan setiap tumbuhannya memiliki musim pembuahan pada waktu-waktu tertentu dan tidak sama untuk masing- masing jenis tumbuhan. Proses demikian disebut dengan gejala cauliflory (berbunga dan berbuah pada batang atau dahan-dahan yang telah tua dan tidak berdaun lagi). Proses dan siklus yang demikian itu merupakan gejala yang sangat umum dalam wilayah hutan hujan tropis (Ardiananda, 2008).


Tumbuhan Penyusun Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan utama penyusun hutan hujan tropis yang basah (lembab), biasanya terdiri atas tujuh kelompok utama, yaitu :
1.        Pohon-pohon Hutan
Description: Hutan Hujan TropisPohon-pohon ini merupakan komponen struktural utama, kadang-kadang untuk mudahnya dinamakan atap atau tajuk (canopy). Kanopi ini terdiri dari tiga tingkatan, dan masing-masing tingkatan ditandai dengan jenis pohon yang berbeda. Tingkatan A merupakan tingakatan tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Pohon-pohonnya dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan dan jarang merupakan suatu lapisan kanopi yang bersambung. Tingkatan B merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 15-30 meter. Kanopi pada tingkatan ini merupakan tajuk-tajuk pohon yang bersifat kontinu (bersambung) dan membentuk sebuah massa yang dapat disebut sebagai sebuah atap (kanopi). Sedangkan tingkatan C merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 5-15 meter. Tingkatan ini dicirikan dengan bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki tajuk yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan kanopi hutan hujan tropis sebenarnya sukar sekali dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh ketinggian pohon yang tidak seragam seperti telah disebutkan dalam pembagian tingkatan di atas. Pengamatan tingkatan kanopi di atas hanyalah bersifat kausal saja.



2.        Terna
Description: D:\XII-AK\IPA\250px-Luxor,_Banana_Island,_Banana_Tree,_Egypt,_Oct_2004.jpgTerna adalah tumbuhan berbatang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung sedikit sekali sehingga pada akhir masa tumbuhnya mati sampai ke pangkalnya tanpa ada bagian batang yang tertinggal di atas tanah. Pada bagian hutan yang kanopinya tidak begitu rapat, memungkinkan sinar matahari dapat tembus hingga ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan berkembang vegetasi tanah yang berwarna hijau yang tidak bergantung pada bantuan dari luar. Tumbuhan yang demikian hidup adalah iklim yang lembab dan cenderung bersifat terna seperti paku-pakuan dan paku lumut (Selagenella spp.) dengan bagian dindingnya sebagian besar terdiri dari tumbuhan berkayu. Terna dapat membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-semak (D), terdiri dari tumbuhan berkayu agak tinggi. Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon (E) yang dapat mencapai ketinggian 2 meter.
Lapisan semak-semak sering mencakup beberapa terna besar seperti Scitamineae (pisang, jahe, dll.) yang tingginya dapat melebihi 5 meter. Meskipun kondisi iklim mikronya panas dan lembab, namun perkembangan terna dalam wilayah hutan hujan tropis kurang baik. Hal ini disebabkan kurangnya pencahayaan matahari untuk membantu proses fotosintesisnya. Persebaran terna yang baik terdapat pada wilayah terbuka dengan air yang cukup melimpah atau pada tebing-tebing terjal, dimana sinar matahari leluasa mencapai lantai hutan.
3.        Tumbuhan Pemanjat
Description: D:\XII-AK\IPA\60_Bubuay_Rotan_Badak_Plectocomia_elongata.jpgTumbuhan ini bergantung dan menunjang pada tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama pada hutan hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal dengan sebutan Liana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik, besar dan banyak, sehingga mampu memberikan salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis. Tumbuhan ini dapat berbentuk tipis seperti kawat atau berbentuk besar sebesar paha orang dewasa. Tumbuhan ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan atau bergantungan dalam bentuk simpul-simpul tali raksasa (ingat dalam film Tarzan, the Adventure). Sering pula tumbuhan ini tumbuh di percabangan pohon-pohon besar. Beberapa diantaranya dapat mencapai panjang sampai 200 meter.

4.        Epifita
Description: D:\XII-AK\IPA\images (1).jpgTumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-daun pohon, semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya matahari yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang telah mati. Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap inang yang menunjangnya. Tumbuhan ini pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam ekonomi hutan.
Namun demikian, epfita memainkan peranan penting dalam ekosistem sebagai habitat bagi hewan. Epifit pun memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk menunjukkan adaptasi struktural terhadap habitatnya. Jumlah jenisnya lebih beraneka ragam, biasanya melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik dari golongan yang rendah maupun paku-pakuan dan tumbuhan berbunga termasuk diantaranya semak-semak. Kehadiran epifit dalam ukuran yang luas lagi digunakan untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan komunitas hutan di daerah iklim sedang.



5.        Pencekik Pohon
Tumbuhan pencekik memulai kehidupannya sebagai epifita, tetapi kemudian akar- akarnya menancap ke tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya. Tumbuhan ini sering membunuh pohon yang semula membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik dari segi jenis ataupun populasinya, adalah Fircus spp. yang memainkan peranan penting baik dalam ekonomi maupun fisiognomi hutan hujan tropis. Biji-biji dari tumbuhan pencekik ini berkecambah diantara dahan-dahan pohon besar yang tinggi atau semak yang merupakan inangnya. Pada stadium ini tumbuhan pencekik masih berupa epifit, namun akar-akarnya bercabang-cabang dan menujam ke bawah melalui batang- batang inangnya hingga mencapai tanah. Kemudian batang-batang pohon itu tertutup dan terjalin oleh akar-akar tumbuhan pencekik dengan sangat kuat. Setelah beberapa waktu tertentu inang pohon pun akan mati dan membusuk meninggalkan pencekiknya. Sementara itu tajuk tumbuhan pencekik menjadi besar dan lebat.

6.        Saprofita
Description: D:\XII-AK\IPA\post-3093-1213734651.jpgTipe tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang telah mati bersama-sama dengan parasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan komponen heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan hujan tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau jamur (fungi), dan bakteri. Tumbuhan ini dapat membantu terjadinya penguraian organik, terutama yang hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa jenis anggrek tertentu, suku Burmanniaceae dan Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat hidup dengan cara saprofit yang sama. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki rontokkan daun-daun yang cukup tebal dan terjadi pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon.
7.        Parasit
Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara dari pohon inangnya untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan bakteria yang digolongkan dalam 2 sinusia penting. Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah dan yang kedua adalah setengah parasit (hemiparasit) yang tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit akar jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa penting artinya, namun bila dikaji secara mendalam akan sangat menarik sekali. Hemiparasit yang bersifat seperti epifit jenisnya sangat banyak sekali dan jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai di seluruh hutan hujan tropis. Kebanyakan hemiparasit adalah dari suku benalu (Loranthaceae).

Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhan
1.    Hewan
Hutan hujan menyediakan makanan untuk hewan, sehingga hutan hujan tropis di jadikan rumah bagi berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptile, burung, amphibi, serangga dan ikan yang hidup di perairan hutan hujan tropis.
Perairan hutan hujan tropis termasuk sungai, anak sungai, danau, dan rawa-rawa adalah rumah bagi mayoritas spesies ikan air tawar. Lembah sungai Amazon sendiri memiliki 3000 spesies yang diketahui dan kemungkinan spesies yang tidak teridentifikasi dalam jumlah yang sama.
Banyak ikan tropis yang dipelihara di akuarium air tawar berasal dari hutan hujan. Ikan seperti Angelfish, Neon Tetras, Discus, dan lele pemakan ganggang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, sedangkan Danios, Gurameh, Siamese Fighting Fish (atau Betta), dan Clown Loach berasal dari Asia.
Kebanyakan dari hewan yang ditemukan di hutan hujan adalah serangga. Sekitar seperempat dari seluruh spesies hewan yang telah diberi nama dan dideskripsikan oleh ilmuwan adalah kumbang. Hampir 500.000 jenis kumbang diketahui ada.
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti; gorilla, monyet, simpanse, siamang, dan primata lainnya.
2.    Manusia Hutan Hujan
Hutan hujan tropis merupakan rumah bagi manusia pedalaman yang bergantung pada sekitar mereka untuk makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini hanya sedikit manusia hutan yang hidup dengan cara tradisional; kebanyakan telah digantikan dengan para penetap dari luar atau telah dipaksa oleh pemerintah untuk menyerahkan gaya hidup mereka.
Dari sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon memiliki jumlah populasi yang terbesar, walau orang-orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia modern. Sementara mereka masih menggunakan hutan sebagai tempat untuk berburu dan mengumpulkan makanan, kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan pada mereka, menanam hasil bumi (seperti pisang, manioc, dan beras), menggunakan barang-barang dari Barat (seperti panci, penggorengan, dan perkakas metal), dan melakukan kunjungan reguler ke kota-kota untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau begitu, manusia-manusia hutan ini dapat mengajarkan banyak tentang hutan hujan pada kita. Pengetahuan mereka tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan untuk merawat orang sakit tidak ada tandingannya dan mereka memiliki pemahaman yang luar biasa mengenai ekologi dari hutan hujan Amazon.
Di Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang dikenal dengan nama pygmies. Ukuran tertinggi dari orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang yang tingginya lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang kecil membuat mereka dapat bergerak di dalam hutan dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi.

2.2.1.3  Gurun
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Ekosistem yang satu ini berada di wilayah tropis yang bersinggungan dengan padang rumput. Jenis ekosistem yang satu ini banyak ditemui di wilayah Afrika Utara, Australia, juga Asia bagian barat. Adapun ciri-ciri dari ekosistem gurun ini adalah sebagai berikut: 
1.    Tingkat curah hujannya sangat rendah yakni tak lebih dari +25 per tahunnya.
2.    Pada wilayah ini terdapat kecenderungan dimana air menguap dengan cepat daripasa penyerapannya.
3.        Tingkat kelembaban udara sangat rendah.
4.    Tanah sangat tandus dan gersang karena kurangnya kemampuan untuk mengunci air.
5.    Terdapat perbedaan mencolok antara suhu di malam hari dan suhu di siang hari.
6.    Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNk9NTV9K1Bhx4hFvzqCHyW7TwXq4ghg_3MbAGJaS3yOvzUmkq0I5sgRkYhgrjjwmta2oKz_IrunhVE7TicI98p5HCFAna2s4CPk72fGuvJRWT7Js5aVPWu2AMiwIH9c3bW8tWikv100/s320/gurun.bmpJika kita mencermati ekosistem gurun ini, kita akan menjumpai ada banyak tumbuhan yang hidup di sana dan didominasi oleh jenis serofit yakni tanaman yang sanggup hidup dalam kondisi kekurangan air.  Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.  Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Sementara itu, hewan yang mendiami ekosistem gurun ini biasanya binatang yang juga bisa menyimpan air sebagai persediaan dan tahan terhadap cuaca panas misalnya unta. Hewan lain seperti kadal, ular, biawak, tikus dan lain-lain yang hidup di gurun ini biasanya aktif di malam hari dan pada siang hari mereka memilih untuk bersembunyi di dalam lubang. 




2.2.1.4  Hutan Gugur
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d0/Malabar_Giant_Squirrel-Dogra.jpgDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjngeCuqvONji9KntMpSlgNlEiUKTOhMS96j5vfBvi2HtvxBR-ygcOrzN0j0KmP7TnwpnJDz_bP0USD7Qi1E-5IyovxTYAviaAYIlWeYUPxpkeEGjx-tYXjKGv5ozDuPdbRNK1_fVzxfPQ/s1600/racoon.jpgBioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Terdapat di daerah yang memilki 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin).  Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30°C hingga 30°C). Curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu mengkonsumsi banyak makanan.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :
·      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja6b94sNrUpXplLOn_Qyz8l4VEppjXjIy_AwZsUL-4wViLdrAQN0xlIMgWUeZ_c-zMTsgVOXnwn77jrS5JZg_Kj_pCIlGy1FRBkrQxM_BnzqIg4-u6ekKobz9Y50jbhyDMxEhMv7wUyNzA/s1600/wallapaper+musim+gugur.jpgCurah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
·      Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat.
·      Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
·      Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang
·      Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
·      Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi
Beberapa jenis tumbuhan utama yang hidup di daerah bioma hutan gugur misalnya pohon oak,basswood, dan terna berbunga. Fauna yang terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung, bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak). Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur:
·      Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena daunnya tipis.
·         Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-buahan yang gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa organik.
·         Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tidur panjang pada waktu musim dingin).
·         Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif kembali.

2.2.1.5  Taiga
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti koniferpinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan  hewannya antara lain mooseberuang hitamberuangrubahserigalaajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. Musim dingin di taiga yang dingin dan musim panas yang hangat. Taiga mendapat antara 15 dan 30 inci curah hujan setahun. Di musim panas, suhu bisa mencapai 70-an. Di musim dingin, suhu bisa sedingin 65 derajat di bawah nol! Taiga ini kadang-kadang disebut konifera atau hutan boreal.
Ciri-ciri Bioma Taiga :
·      Mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat
·      Selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah
·      Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan.
Kehidupan flora dan fauna:


·      Didominasi oleh tumbuhan conifer
·      Terletak di daerah sub tropis atau pegunungan
·      Memiliki musim dingin yang panjang, musim panas pendek
·      Hewan yang hidup antara lain rusa, srigala, dll
·      Pohon conifer
·      Bajing
·      Rusa
·      Serigala
·      Gagak hitam
·      Kanada lynx
·      Beruang grizzly
·      Burung Grouse cemara
·      Pinus Marten
·      Kelinci snowshoe
·      Cerpelai


Cara adaptasi:
Pohon konifer seperti cemara, hemlock, pinus dan cemara biasanya ditemukan di taiga tersebut. Kebanyakan konifera pohon cemara dan secara khusus diadaptasi untuk bertahan hidup di bioma ini. Pohon cemara yang berbentuk kerucut untuk membantu geser salju dari mereka sehingga cabang tidak akan pecah. Daun atau jarum dari pohon cemara kehilangan air kurang dari jenis lain dari daun. Hal ini juga membantu mereka bertahan hidup. Beberapa pohon berdaun lebar seperti birch dan aspen telah disesuaikan dengan taiga, juga. Kedua pohon ini sangat fleksibel dan tidak mudah pecah ketika ditutupi dengan es dan salju! Selain karena itu, pohon-pohon di daerah taiga mempunyai daun yang terbentuk seperti jarumdan mempunyai zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan.
Ada banyak hewan yang membuat taiga rumah mereka. Banyak burung berkembang biak di taiga pada musim semi dan musim panas. Seperti salju mencair di musim semi, serangga bertelur di dalam air. Serangga menarik berbagai jenis burung ke taiga seperti grouse cemara dan mamalia seperti pinus marten,rusa , serigala, nelayan , Kanada lynx , dan beruang grizzly dapat ditemukan di taiga tersebut. Mamalia semua memiliki mantel tebal yang melindungi mereka dari dingin.
Beberapa hewan memiliki adaptasi struktural yang membantu mereka bertahan hidup di taiga tersebut. Cakar lebar lynx Kanada bekerja seperti sepatu salju. Mereka mendistribusikan berat lynx, dan membantu bergerak dalam salju, itu juga termasuk untuk berlari menghindar dari predator. Grizzly beruang menghindari cuaca terdingin dengan masuk ke sarang mereka di musim gugur dan tinggal di sana sampai awal musim semi. Mereka memiliki lapisan pelindung lemak yang memungkinkan mereka untuk tinggal di sarang mereka sementara cuaca dingin. Mereka tidak berhibernasi tetapi hanya tidur ringan dan tetap keluar dari dingin.
Banyak hewan yang tetap di taiga sepanjang tahun telah mengembangkan adaptasi fisik yang membantu mereka bertahan hidup. Kelangsungan hidup di musim dingin taiga berarti menjaga hangat, yang hewan penduduk paling permanen lakukan dengan panjang, bulu tebal. Kelangsungan hidup musim dingin juga memerlukan menemukan makanan dan menghindari predator. Beberapa hewan taiga, seperti kelinci snowshoe dan cerpelai, berubah warna di musim dingin untuk berbaur dengan lingkungan bersalju. Hewan ini berubah dari coklat atau abu-abu menjadi putih di musim dingin untuk memungkinkan kamuflase yang lebih baik.
Banyak hewan yang tetap di taiga sepanjang tahun telah mengembangkan adaptasi fisik yang membantu mereka bertahan hidup. Kelangsungan hidup di musim dingin taiga berarti menjaga hangat, yang hewan penduduk paling permanen lakukan dengan panjang, bulu tebal. Kelangsungan hidup musim dingin juga memerlukan menemukan makanan dan menghindari predator. Beberapa hewan taiga, seperti kelinci snowshoe dan cerpelai, berubah warna di musim dingin untuk berbaur dengan lingkungan bersalju. Hewan ini berubah dari coklat atau abu-abu menjadi putih di musim dingin untuk memungkinkan kamuflase yang lebih baik.
Banyak spesies burung penyanyi dan air berkembang biak unggas di taiga pada musim semi dan musim panas dan kemudian bermigrasi ke selatan sebelum musim dingin. Migrasi adalah adaptasi perilaku yang memungkinkan hewan untuk mendapatkan keuntungan dari lahan basah taiga dan tanaman berlimpah dan serangga tanpa risiko dari musim dingin yang keras. Di beberapa daerah di taiga itu, rusa bergerak secara lokal dari satu musim ke musim lain untuk tinggal di daerah yang lebih terlindung di musim dingin.
Beberapa mamalia kecil tembolok makanan dan menghabiskan musim dingin di sarang atau liang. Burrowing dan menyimpan makanan adalah adaptasi perilaku yang membantu menjamin kelangsungan hidup musim dingin. Tupai adalah hewan makanan terkenal menyimpan. Moles dan terowongan Tikus liang dalam tanah untuk melayani sebagai tempat penampungan dari dingin dan dari predator. Lainnya, seperti muskrat, membangun sarang di mana mereka menghabiskan sebagian besar musim dingin, menjelajah keluar untuk mencari makanan.


2.2.2.6  Bioma Tundra
Bioma tundra dapat ditemukan di daerah lingkar kutub utara dan selatan. Tidak terdapat pepohonan yang dapat tumbuh di bioma ini, selain tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut. Di kutub utara, bioma ini terletak di sekitar lingkar Artik, Greenland. Sedangkan, di kutub selatan, hutan jenis ini dapat ditemukan di daerah Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Berdasarkan pembagian iklim, bioma tundra terdapat di daerah beriklim es abadi (EF) dan iklim Tundra (ET).
Ciri-ciri Bioma Tundra
Bioma tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut, di antaranya hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju atau es, memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang dikarenakan gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 derajat LU/LS, usia tumbuh tanaman juga sangat pendek, hanya berkisar antara 30-120 hari (1-4 bulan) saja.
Sedangkan vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya seperti lumut kerak, rumput teki, tumbuhan terna, dan semak-semak pendek. Rumput teki, rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra) biasa ditemukan di daerah berawa. Sementara untuk semak salik dan bentula biasanya tumbuh di daerah cekungan yang basah seperti Greenland. Untuk daerah yang kering, lumut, teki-tekian, ericeceae, serta beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar biasanya tumbuh dengan liar. Kerak, lumut, alga biasanya terdapat di lereng-lereng batu.
Fauna yang terdapat di bioma tundra kebanyakan memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal agar menjaga suhu tubuhnya tetap hangat. Hal ini dikarenakan iklim es abadi dan iklim tundra yang terjadi di daerah tundra. Fauna tersebut contohnya rus, rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub. Selain mamalia berkaki empat, muskox, bioma tundra juga mempunyai fauna khas seperti penguin. Sedangkan untuk yang hidup di air, seperti paus putih dan paus bertanduk. Burung-burung yang terdapat di sana adalah itik, angsa, burung elang, dan burung hantu.

2.2.2   Ekosistem Aquatik
Description: ekosistem airKedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik memberikan peran penting dalam keberagaman ekosistem akuatik. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan berbeda dengan di perairan air tenang.Berdasarkan cara hidup organisme pada ekosistem perairan, organisme dibedakan menjadi:
1.        Bentos yaitu organisme yang hidup di dasar perairan, namun dapat bergerak bebas Contoh: bintang laut, cacing air, kerang, bulu babi
2.        Sesil yaitu organisme yang hidupnya menempel pada substrat perairan Contoh: Lili laut
3.        Nekton yaitu organisme yang hidup bebas, aktif bergerak, dan dapat bergerak melawan arus dalam badan air. Contoh: Ikan
4.        Neuston yaitu organisme yang hidup di permukaan perairan Contoh: eceng gondok, laba-laba air.
5.        Plankton yaitu organisme yang hidup bebas di badan air ataupun permukaan air namun geraknya mengikuti arus air. Contoh: mikroalga.
6.        Perifiton yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda yang ada di perairan. Contoh: lumut
2.2.2.1  Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·      Salinitas rendah
·      kondisi lingkungan dipengaruhi iklim dan cuaca
·      penetrasi cahaya di perairan kurang
·      variasi suhu tidak menyolok
·      Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenisganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi
Berdasarkan aliran airnya, ekosistem air tawar dibagi menjadi:
1.    Ekosistem lotik yaitu ekosistem yang airnya mengalir, misalnya sungai
2.    Ekosistem lentik yaitu ekosistem yang airnya tidak mengalir, misalnya danau dan kolam.
Berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya, ekosistem air tawar dikelompokkan menjadi litoral, limnetik, dan profundal.
                               Contoh Ekosistem Air Tawar :
A.       Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah.Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya


B.       Lahan basah atau “Wetlands”
Merupakan suatu bentuk ekosistem yang unik yang berbeda dengan daratan dan lautan. Bentuk utama yang sering dijumpai pada lahan basah berupa lahan gambut, rawa, hutan mangrove, lahan basah pertanian dan persawahan, danau dan situ, dengan fungsi sebagai tata air dan ekosistem. Lahan basah di Indonesia paling banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua). Akibat perubahan fungsi lahan basah yang didorong kepentingan ekonomi jangka pendek, 10 tahun terakhir sejak 1994, telah terjadi pengurangan sejumlah 10 juta hektar lahan basah dari yang sebelumnya mencapai 40,5 juta hektar. Untuk mencegah meluasnya kerusakan hutan lahan basah tersebut, diperlukan peran pemerintah daerah. Kemudian, komitmen kuat dari masing-masing pemerintah daerah menjadi hal penting dalam upaya penyelamatan lahan basah di Indonesia. Akibat desentralisasi, peran daerah menjadi lebih kuat dan berdampak positif karena upaya pengawasan dapat dilakukan secara lebih intensif. Karena terbagi menjadi daerah kecil-kecil memungkinkan hal tersebut untuk dilakukan. Perlu diketahui, lahan basah di Indonesia mengalami berbagai tekanan menuju kehancuran dan deforestasi secara drastis. Laju degradasi hutan mencapai 2 juta hektar per tahun.Konversi hutan, illegal logging, dan kebakaran hutan merupakan ancaman utama lahan basah di Indonesia. Konversi hutan dalam skala besar, terutama dilakukan untuk perkebunan monokulter, terutama sawit, HTI, pertambangan, dan pertambakan udang. Kebakaran hutan menjadi isu nasional setiap tahun sejak 1996. Musim kemarau dan pembukaan ladang berpindah dituduhkan sebagai penyebab kebakaran hutan.
Kebakaran hutan yang merupakan kombinasi faktor kelalaian dan kekeringan terjadi di kawasan gambut. Bekas lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan, yang kini berubah menjadi kering kerontang di musim kemarau, menjadi langganan kebakaran hutan tiap tahunnya. Lahan basah memiliki peranan yang penting dalam menyumbang keragaman hayati, pengatur iklim dunia, sumber pangan, sumber sirkulasi air, sumber perikanan, dan obat-obatan bagi masyarakat setempat. Masyarakat lokal memiliki tingkat ketergantungan kehidupan yang cukup besar pada ekosistem lahan basah. Waktu Singkat Di beberapa tempat, terdapat kearifan lokal dan sistem pengelolaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Namun demikian, tidak semua masyarakat yang hidup bergantung pada ekosistem lahan basah memiliki pengaturan dan kepedulian terhadap keberlanjutan ekosistem lahan basah. Pola pemanfaatan yang bersifat merusak dan eksploitatif berlangsung, baik oleh masyarakat setempat maupun pendatang, tanpa ada upaya pencegahan. Alih fungsi lahan basah (konversi) berlangsung begitu saja dalam waktu singkat. Dibandingkan ekosistem hutan daratan tinggi, rasa kepemilikan terhadap lahan basah oleh masyarakat setempat tidak begitu kuat. Interaksi budaya dan konsep religi masyarakat terhadap hutan dataran tinggi lebih kuat dibandingkan terhadap ekosistem lahan basah. Pada sejumlah lahan basah, tidak ditemukan pararaksonomi, organisasi tani maupun kelembagaan sosial yang terkait dengan lahan basah. Ekosistem lahan basah dipandang sebagai tanpa pemilik, belum tergarap dan terlantar. Pandangan ini hampir sejalan dengan Pemerintah yang menganggap lahan basah sebagai lahan potensial untuk kepentingan produksi, melalui alih fungsi.
Upaya untuk menyelamatkan hutan lahan basah yang masih tersisa dan menghentikan degradasi hutan yang telah menyebabkan puluhan juta hektar lahan kritis, paradigma pembangunan kehutanan dan pandangan masyarakat terhadap hutan itu sendiri harus berubah. Hutan semestinya tidak lagi dipandang sebagai sumber pendapatan ekonomi, melainkan sebagai sumber daya yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap sumber produksi lainnya dan lingkungan. Selain itu, upaya reboisasi atau penghijauan secara alamiah sangat sesuai untuk rehabilitasi hutan lindung, hutan lahan basah dan taman nasional. Vegetasi yang tumbuh terdiri atas bermacam-macam jenis sesuai dengan kondisi tanah dan iklim daerah masing-masing. Dengan cara itu, keragaman hayati yang selama ini hampir punah secara perlahan bisa hidup dan keberlanjutan ekosistem lahan basah kian terjamin. 
C.       Danau
Struktur danau umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian dasar danau yang dangkal disebut zona litoral, sedangkan bagian danau yang terbuka disebut zona limnetik. Selain dibagi secara horizontal, sturuktur danau juga di bagi secara vertikal menjadi zona fotik (cahaya matahari masih bisa berpenetrasi) dan zona amfotik (cahaya matahari sudah tidak bisa berpenetrasi).
Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang sebagai organisme fotosintesis, dan juga zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang serangga, dan ikan.

2.2.2.2  Ekosistem Laut
Ekosistem air laut memiliki ciri sebagai berikut:
·      Description: ocean-zonation1Memiliki salinitas yang tinggi
·      NaCl sangan mendominasi unsur kimia atau mineral di laut
·      Iklim dan cuaca tidak selalu berpengaruh pada ekosistem laut
·      Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan dasar
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang.
A.            Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
·         banyak minum
·         air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus.
·         sedikit mengeluarkan urine.
·         pengeluaran air terjadi secara osmosis
·         garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
Ø    Tempat rekreasi dan hiburan.
Ø    Tempat hidup sumber makanan kita.
Ø    Pembangkit listrik
Ø    Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dll.
Ø    Tempat barang tambang berada.
Ø    Salah satu sumber air minum (desalinasi).
Ø    Sebagai jalur transportasi air.
Ø    Sebagai tempat cadangan air bumi.
Ø    Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya dan letaknya. Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
2.    Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3.    Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
1.    Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
2.    Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3.    Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam dan Laut Baltik.

B.            Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1.    Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
2.    Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3.    Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat.

C.           Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

D.           Terumbu Karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis  dengan sejenis tumbuhan alga  yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel . Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi  dan Fisiologi . Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip . Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel . Namun pada kebanyakan , satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies  tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme  laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem  yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen  kalsium karbonat akibat aktivitas biologi  (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi , terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitaskoral .
Wilayah laut dibagi atas beberapa zona :

1.    Zona Intertidal
Description: C:\Users\Ajie\Documents\Ipa\Intertidalzoneorga.GIFMerupakan area pasang dan surut air laut disepanjang garis pantai. Pada saat pasang, zona intertidal akan tertutupi oleh air laut, sedangkan pada saat surut, zona ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. Pada zona ini cahaya matahari akan masuk hingga ke dasar perairan sehingga produktivitas organisme fotosintetik pada zona ini juga tinggi. Kandungan nutrisi cenderung tinggi karena masukan nutrisi dari estuari dan sungai.
Organisme yang dapat bertahan hidup dizona ini yaitu, rumput laut, abalon, anemon, kepiting, ganggang hijau, kerang, timun laut, bintang laut.



2.    Zona Neritik
Description: C:\Users\Ajie\Documents\Ipa\laut10.jpgMerupakan area laut dangkal dengan kedalaman sekitar 200m, berada diantara zona intertidal dan zona pelagic. Dasar laut di zona neritik cenderung melandai dibandingkan dengan zona pelagik. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut dizona neritik relatif stabil. Proses fotosintesis berlangsung di zona ini karena cahaya matahari menembus hingga ke dasar laut. Organisme yang dapat hidup terumbu karang, lebih dari 4000 spesies ikan, spons, Cnidaria, cacing, udang, moluska, bintang laut, bulu babi, ular laut.

3.    Description: C:\Users\Ajie\Documents\Ipa\pelagik.jpgZona Pelagik
     Merupakan area laut terbuka yang memiliki kedalaman 4.000 m. Zona yang paling tidak produktik dibandingkan dengan zona intertidal dan zona neritic. Ketiadaan cahaya matahari berarti tidak ada proses  fotosintesis yang menyediakan energi bagi banyak organisme. Jika di zona neritik diibaratkan hutan hujan tropis, maka zona pelagik bagaikan bioma gurun.
Organisme di zona ini hidup dengan cara menyaring makanan, memakan bangkai, atau memangsa organisme lainnya. Banyak organisme di zona ini yang mempunyai ukuran tubah yang sangat besar. Contoh nya cui-cumi raksasa yang mempunyai panjang hingga 18m.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu :
                                                             a.     Zona fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
                                                             b.     Zona twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200 – 2.000 meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis.
                                                              c.     Zona afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.
Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut.
a.     Zona litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi pasang dan seperti daratan saat air laut surut. Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak dihuni kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, udang, kepiting, dan cacing laut.
b.     Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dan 200 m. Zona ini dapat ditembus cahaya matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan.
c.     Zona batial, memiliki kedalaman air 200 m – 2.000 m dan keadaannya remang-remang. Di zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang), misalnya ikan.
d.     Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di zona abisal lebih dan 2.000 m. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detritivor (pemakan sisa organisme), dan pengurai.

2.2.3         Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk diambil manfaatnya. Contoh : sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman produksi (jati dan karet).
Ekosistem buatan ini memiliki ciri khas yaitu komponen ekosistem yang berada di dalamnya mendapatkan energi dari luar ekosistemnya. contohnya ekosistem aquarium yang air, oksigen dan makanan berasal dari pemberian si pemilik auqrium. Selain itu, ekosistem buatan juga memiliki ciri keanekaragaman hayatinya rendah atau kecil, coba lihat saja ekosistem sawah, kalau tidak padi ya mungkin rumput atau ular dan belalang, sedikit jenisnya. Sudah gitu, hewan dan tanaman di dalam ekosistem buatan ini biasanya akan didominasi oleh manusia si pembuat ekosistem tersebut.
Ekosistem buatan memiliki beberapa contoh :
1.             Waduk/bendungan
Waduk  untuk irigasiSuatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, pembangkit listrik, tempat rekreasi, dan sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang berbeda-beda. Waduk jatiluhur di Jawa Barat contohnya Bendungan untuk irigasi



2.    Hutan Tanaman Produksi
Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai tinggi yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, dammar, rasamala, ampupu, manglit, dan puspa.

3.    Agroekosistem
Kebun Buah Apel salah satu jenis Agroekosistem     Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk keperluan pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.

4.    Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman di sini termasuk komplek perumahan, desa, kota, dll.





2.3         Energi dalam Ekosistem

2.3.1   Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem
Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon) diklasifikasikan pada tingkat trofik tertinggi di mana mereka makan. Dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan mengembalikan nutrisi ke dalam tanah. Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh.
Energi yang terdapat di lingkungan sekitar, memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber energinya.
Macam-Macam Aliran Energi :
8.        Tingkat Trofik
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan decomposer.
·      Produsen
Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen.
·      Konsumen
Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat we (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.
Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya.
Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya.
·      Dekomposer atau Detritivora
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan.
Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof. Detrivora sering membentuk suatu hubungan utama antara produsen primer dalam suatu ekosistem. Di sungai, misalnya banyak diantara bahan organik yang digunakan oleh konsumen, disediakan oleh tumbuhan terestial yang memasuki ekosistem sebagai dedaunan dan serpihan-serpihan lain yang jatuh ke dalam air atau tercuci oleh aliran permukaan. Seekor udang karang mungkin bisa memeakan detritus tumbuhan didasar sebuah sungai atau danau yang kemudian udang karang tersebut dimakan oleh seekor ikan.  Dalam sebuah hutan, burung kemungkinan memakan cacing tanah yang telah memakan sampah dedaunan dipermukaan tanah.
Berdasarkan atas pemahaman tingkat trofik, maka organisme dalam ekosistem dikelompokkan sebagai berikut:
1.         Description: Tingkatan trofik dalam ekosistemTingkat trofik pertama, yaitu semua organisme, maka organisme sebagai produsen. Semua jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat trofik pertama.
2.         Tingkat trofik kedua, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora. Semua herbivora (konsumen primer) membentuk tingkat trofik kedua.
3.         Tingkat trofik ketiga, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora  (konsumen sekunder).
4.         Tingkat trofik keempat, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak (dekomposer dan transformer) atau semua mikroorganisme).

2.4         Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida,  klorofil dan cahaya matahari. Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain.  Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.



2.4.1   Rantai Makanan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV2seOXTxgAk9y-iRkHmTn9rItjg4UyeTcblRNSoeN_mQ0D2lHb87Q4AmOUn7LhXRVio_JAoMHnP-LlawREn5_jnY0JilHNXyD0eLqmCsGhJQHfxAUICNKksgMbvCuu4Ys7pVr9JaD4ik/s1600/rantai+makanan.pngRantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
 Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1.        Rumput bertindak sebagai produsen.
2.        Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
3.        Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
4.        Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
5.        Jamur sebagai dekomposer.
2.4.2 Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.  Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi, Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang salingberhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUYPUPhBsVz_8hyqH1815oeLHhl2msathDFDo-lKbq-Ih7hTNntaZ-Kg_5CbDiwtMfR5keT2rULSpYcIoLqb3Ci9H9_BbbmIo8WwU0ziPgMcIMIm8FVj-bJ6OOHB4xoodVa-iqV8cNvfg/s1600/jaring2+makanan.jpg
Jaring-jJaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu diantaranya adalah :


1.pohon-ulat->ayam->elang
2.pohon->ulat->ayam->ular
3.pohon->ulat->katak->elang
4.pohon->ulat->katak->ular
5.pohon->belalang->ayam->ular
6.pohon->belalang->ayam->elang
7.pohon->belalang->katak->elang
8.rumput->ulat->ayam->elang
9.rumput->ulat->ayam->ular
10.rumput->ulat->katak->elang
11.rumput->ulat->katak->ular
12.rumput->belalang->ayam->ular
13.rumput->belalang->ayam->elang
14.rumput->belalang->katak->elang
15.rumput->belalang->katak->ular
16.rumput->tikus->ular
17.rumput->tikus->elang


Keterangan


Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah pohon dan rumput.  Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam dan katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).

BAB Iii
PENutup

3.1              Kesimpulan

Ekosistem yang terdapat di dunia ini beraneka ragam jenisnya. Ada ekosistem darat, ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Semua ekosistem tersebut tentu memiliki keunikan yang beragam juga. Organisme yang terdapat di setiap ekosistem tersebut juga pastinya beragam sesuai dengan situasi dan lingkungannya. Dalam ekosistem juga terdapat energi yang mengaliri setiap organisme. Energi itu didapat dari suatu proses yang disebut rantai makanan. Rantai makanan yang saling terhubung tersebut kemudian membentuk suatu jaring-jaring makanan. Dalam proses ini terjadi saling makan dan memakan, memangsa dan dimangsa. Yang dapat hidup adalah yang dapat mempertahankan hidupnya dari serangan pemangsa.

3.2              Saran

Dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem, kita harus senantiasa menjaga kelestariannya, baik itu organismenya maupun lingkungan tempat hidup mereka. Jangan merusak habitat mereka karena hal itu dapat menimbulkan dampak yang negative yang pada akhirnya berdampak juga bagi kehidupan manusia. Kita diperbolehkan untuk berburu satwa, asalkan jangan sampai menyebabkan punahnya satwa tersebut. Hindari perilaku serakah dan mau untung sendiri. Untuk menjaga keseimbangan ekosistem darat, jangan menebang pohon secara liar karena itu bisa menyebabkan banyak satwa kehilangan habitatnya. Kurangi penggunaan bagian tubuh hewan untuk membuat benda yang bermanfaat untuk manusia seperti kulit ular yang digunakan untuk membuat tas, sabuk dan lain-lain. Serta di perairan yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem laut, jangan menggunakan bom dan pukat harimau untuk menangkap satwa perairan. Jadi, satwa yang ada harus dimanfaatkan sewajarnya saja sehingga dengan itu tidak mengarah pada terjadinya kerusakan ekosistem.
Daftar Pustaka

http://www.kutembak.com/2013/10/ekosistem-laut-pengertian-dan-gambar.html
http://www.sridianti.com/pengertian-aliran-energi-dalam-ekosistem.html




No comments:

Post a Comment

Zona Nyaman?! Coba pindah dehh