BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah
cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil
dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah
juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah,
sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan
alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus
pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi
dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah
sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena
penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang
serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi
suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya
yang cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku
industri, terutama kalangan industri kecil dan menengah.
Industri primer
pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang
berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp
dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah
memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian,
mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi
lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan
air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam
teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus
dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat, seseorang harus
mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada,
baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode tersebut,
keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal yang penting dalam konsep
pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan beban cemaran
seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri
(konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan air
limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb)
atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu
yang telah ditentukan.
Penentuan suatu sistem
pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah terkait erat dengan informasi
komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu,
macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan
dalam kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari industri, prinsip
dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada
beberapa jenis industri.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa
yang dimaksud limbah?
- Apa
yang dimaksud limbah cair?
- Apa
penyebab dari limbah cair?
- Bagaimana
dampak limbah cair terhadap kesehatan dan lingkungan?
- Bagaimana
cara penanganan limbah cair?
1.3 Tujuan
1. Untuk
menyelesaikan tugas Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Mengetahui
bagaimana cara penanganan limbah cair.
3. Untuk
menambah pengetahuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Limbah
Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah
akan dihasilkan. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak
berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan
benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal
dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah
bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika
tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik)
apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan.
2.2 Pengertian
Limbah Cair
Limbah cair
adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003)
mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil
buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan
industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah
cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,
volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Sedangkan
pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan
atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah
cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam
pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu
dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan
dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization),pengolahan
limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah
produksi (disposal).
2.3 Sumber
Limbah Cair
2.3.1 Limbah
cair domestic (domestic wastewater)
Yaitu limbah cair hasil
buangan dari rumah tangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana
sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
2.3.2 Limbah
cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan
industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan
makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil.
2.3.3 Rembesan
dan luapan (infiltration and inflow)
Yaitu limbah cair yang berasal dari
berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan
ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke
dalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan
luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang membuka atau terhubung ke
permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran
pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan
(AC), tempat parker, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta
pertanian atau perkebunan.
2.3.4 Air
Hujan (strom water)
Yaitu limbah cair yang berasal dari
aliran air hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di atas permukaan
tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair
sehingga dapat disebut sebagai limbah cair.
2.3.5
Limbah Pertanian
Limbah ini berasal
dari daerah pertanian dan perkebunan. Limbah dari dari daerah ini terutama
berupa senyawa – senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk
kegiatan pertanian, seperti pupuk dan pestisida (pembasmi hama). Selain itu,
limbah organik juga bisa dihasilkan dari sisa – sisa tumbuhan.
2.3.6 Limbah
Pertambangan
Berasal
dari kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material
tambang, seperti logam dan batuan.
2.4 Dampak Limbah Cair
2.4.1
Dampak limbah cair bagi kesehatan
Air yang telah tercemar akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi media berkembangnya berbagai
macam penyakit.
Berikut ini
berbagai jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air.
a. Penyakit menular
Penyakit menular akibat pencemaran air
dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain karena:
Γ Air
yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembangbiakan dan persebaran mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen.
Γ Air
yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran
air dapat dikelompokkan menjadi empat sebagai berikut:
§ Water diseases
Merupakan penyakit yang
ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus, dan disentri
§ Water washed diseases
Merupakan penyakit yang
berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti scabies, infeksi
kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra.
§ Water based diseases
Merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan
dengan schistosomiasis.
§ Water related vectors
\Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit
yang sebagian atau seluruhnya perindukkannya berada di air, seperti malaria,
demam berdarah dengue, dan filariasis.
Contoh
beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar:
|
Penyakit
|
Gejala
|
Virus
Virus Hepatitis A
Virus Polio
|
Hepatitis
A
Poliomyelitis
|
Demam,
sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan hati
sehingga tubuh menjadi kuning
Tenggorokan
sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan
kemunduran fungsi otot
|
Bakteri
Vibrio Cholerae
Escherichia coli
(strain patogen)
Salmonella typhi
Shigella dysentriae
|
Kolera
Diare
Tifus
Disentri
|
Diare
yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas
Buang
air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air),
terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut
Sakit
kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus.
Infeksi
usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut
|
Protozoa
Entamoeba histolytica
Balantidium coli
Giardia lamblia
|
Disentri
amuba
Balantidiasis
Giardiasis
|
(sama
seperti disentri oleh bakteri)
Peradangan
usus, diare berdarah
Diare,
sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan
|
Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang)
Taenia saginata
(cacing pita)
Schistosoma sp.
(cacing pipih)
|
Ascariasis
Taeniasis
schistosomiasis
|
Demam,
sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan
Gangguan
pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa gatal di anus
Gangguan
pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah dalam urin, diare, tubuh
lemas, sakit perut yang terjadi berulang-ulang.
|
b. Penyakit
tidak menular
Penyakit tidak menular dapat muncul
terutama karena air telah tercemar oleh senyawa anorganik, seperti logam
berat. Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama
yang mengandung unsur klorin (Cl), seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan
ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan
atau pencemar air tersebut adalah sebagai berikut:
Γ
Kadnium (Cd)
Kadnium
adalah logam berat yang banyak digunakan pada industri pipa PVC,
pembuatan karet, dan pabrik kaca.
Logam
CD dapat terserap tubuh manusia dan akan terakumulasi atau terkumpul di
organ-organ tubuh terutama di ginjal dan hati. Hanya sebagian kecil dari
logam ini yang dapat terbuang melalui pencernaan.
Keracunan
kadnium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung.
Keracunan
kadnium juga dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati, pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung
terasa nyeri.
Γ
Kobalt (Co)
Logam
kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan
mesin pesawat, magnt, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca,
keramik, dan cat.
Pada
manusia, Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan
diperoleh melalui vitamin B12.
Keracunan
kobalt dapat terjadi apabila tubuh menerima kobalt dalam konsentrasi tinggi
(150 ppm atau lebih). Kobalt dalam jumlah banyak dalam tubuh manusia akan
merusak kelenjar tiroid (gondok) sehingga penderita akan kekurangna hormaon
yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut. Kobalt juga dapat menyebabkan
gagal jantung dan edema (pembengkakan jaringan akibat akumulasi cairan dalam
sel).
Γ
Merkuri (Hg)
Merkuri banyak digunakan dalam proses
industri pembuatan klorin, juga terdapat pada baterai, cat, plastik,
termometer, lampu tabung, kosmetik dan hasil pembakaran batu bara.
Logam merkuri sifatnya terakumulas dalam
tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia menerima merkuri terutama dari konsumsi
hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri.
Efek merkuri, pada wanita hamil dapat
menyebabkan janin menjadi cacat mental. Tubuh yang terpapar merkuri dalam
jangka waktu lama dapat mengalami kerusaka ginjal, saraf dan jantung.
Pada konsentrasi rendah merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi, dan
perubahan perilaku.
Γ
Timbal (Pb)
Pencemaran air oleh logam Pb dapat
berasal dari berbagai sumber, seperti rembesan dari sampah kaleng yang
mengandung timbal, cat
yang mengandung itimbal,
bahan bakar bertimbal, pestisida, korosi pipa-pipa yang
mengandung timbal.
Logam timbal dengan konsentrasi > 15
mg/dl dalam darah berbahaya bagi kesehatan.
§
Pada wanita hamil
keracunan Pb dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan kematian
janin.
§
Pada anak-anak timbal
dapat menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik.
§
Pada orang dewasa keracunan
timbal meningkatkan resiko terkena hipertensi (tekanan darah tinggi).
Γ
Senyawa organik
berklorin
Contoh senyawa organik berklorin adalah
dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor, dan klordan yang banyak
digunakan sebagai pestisida.
Selain
pestisida, senyawa kimia industri juga ada yang merupakan senyawa organik
berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
Senyawa
organik berklorin sifatnya persisten di alam dan terakumulasi dalam
tubuh. Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ terutama hati dan
ginjal, serta dapat menimbulkan kanker.
Beberapa
senyawa organik berklorin , seperti DDT dan PCB dapat mengalami magnifikasi
biologi saat memasuki rantai makanan.
2.4.2
Dampak limbah cair bagi lingkungan
Selain menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga berdampak terhadap lingkungan. Banyak sekali
dampak limbah cair bagi lingkungan yang menyebabkan manusia tidak bisa beraktivitas
bebas karena air yang biasa mereka gunakan sudah tidak dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Berikut ini
berbagai dampak limbah cair bagi
lingkungan masyarakat:
2.4.2.1 Air
tidak bermanfaat sesuai peruntukkannya
Penggolongan air menurut
peruntukkannya ada 4 yaitu:
§ Golongan A,
yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu
§ Golongan B,
yaitu air yang dapat digunakan baku air minum
§ Golongan C,
yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanandan peternakan
§ Golongan D,
yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan,
industri, pembangkit listrik tenaga air.
a.
Air tidak dapat lagi digunakan untuk
keperluan rumah tangga
Pencemaran
air oleh berbagai jenis limbah akan menyebabkan air berbau dan keruh serta
dapat mengandung kuman atau zat berbahaya. Akibatnya, kualitas hidup
menurun dan banyak timbul berbagai penyakit serta gangguan kesehatan.
b. Air tidak dapat lagi
digunakan untuk keperluan industri
Sebagian besar industri juga membutuhkan
air dalam proses produksinya. Air yang telah tercemar dapat menyebabkan
proses produksi terhambat karena tidak dapat lagi digunakan. Misalnya air
yang telah tercemar minyak tidak dapat lagi digunakan sebagai pelarut di industri
kimia.
c. Air tidak dapat lagi
digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Di
pertanian dan perikanan air digunakan untuk irigasi dan kolam
perikanan. Pencemaran air oleh senyawa anorganik dapat mengubah pH
perairan dan mematikan hewan dan tanaman karena beberapa senyawa organik
bersifat racun.
2.4.2.2 Menurunnya
populasi berbagai biota air
Beberapa polutan yang berbahaya bagi
biota air diantaranya adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen,
minyak, sedimen dan panas.
a. Nutrien tumbuhan
Perairan yang mengandung nutrien seperti
fosfat dan nitrogen dalam jumlah berlebih disebut mengalami eutrofikasi.
Eutrofikasi akan menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan subur
sehingga populasinya meningkat pesat disebut algae blooming.
Algae blooming dapat menyebabkan
beberapa gangguan di perairan di antaranya:
§ Menghambat
penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan sehingga mengganggu kehidupan biota
air.
§ Jika
ganggang yang mengalami blooming menghasilkan senyawa beracun akan menyebabkan
kematian biota air.
§ Ketika
ganggang yang mengalami blooming mati, sei-selnya akan turun ke dasar perairan
dan mengalami pembusukan sehingga terjadi peningkatan populasi bakteri pembusuk
yang membutuhkan banyak oksigen. Hal ini akan meningkatkan BOD perairan
§ BOD
yang meningkat akan menurunkan DO perairan sehingga biota air yang tidak
toleran terhadap kondisi DO rendah akan mengalami penurunan populasi.
b.
Limbah yang membutuhkan oksigen
Seperti eutrofikasi
pencemaran air oleh limbah yang membutuhkan oksigen akan menyebabkan
peningkatan BOD akibat tingginya populasi bakteri aerob sehingga akan
menurunkan DO perairan. Akibatnya populasi biota air turun.
c. Minyak
Pencemaran minyak
banyak terjadi di lautan atau pantai.
§ Pencemaran
minyak di perairan dapat menyebabkan kematian bagi banyak jenis biota air
seperti terumbukarang, karena bersifat racun bagi biota tersebut.
§ Tumpahan
minyak diperairan dapat menempel dan menyelubungi bulu-bulu pada burung dan
rambut mamalia air sehingga mengganggu fungsi fisiologis bulu dan rambut
tersebtu. Contoh gangguan fisiologis yang dapat terjadi adalah hilangnya
kemampua mengapung atau kemampuan menjaga suhu tubuh sehingga hewan dapat mati
karena tenggelam atau karena kehilangan panas tubuh secara drastis.
d. Sedimen
Pencemaran sedimen di perairan
dapat menyebabkan air menjadi keruh sehingga mengurangi jarak penetrasi cahaya
matahari ke dalam perairan. Hal ini ini akan menyebabkan kemampuan
fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya berkurang,
dan akan mengakibatkan penurunan populasi biota air lainnya. Sedimen juga
dapat menyumbat aliran air, membawa endapan senyawa toksin, dan menutupi
terumbu karang serta makhluk hidup lain di dasar perairan.
e. Panas
Polusi panas atau termal dapat menyebabkan
perubahan suhu perairan secara drastis sehingga mengakibatkan kematian
berbagai biota air yag tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu
tersebut. Panas juga dapat menurunkan DO di perairan.
2.5 Penanganan Limbah
Metode dan tahapan proses pengolahan
limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan
kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan
yang berbeda pula. Proses-proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara
keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses
pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor
finansial.
2.5.1 Penanganan
Primer (Primary Treatment)
Tahap
pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secar fisika.
1. Penyaringan
(Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran
pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
2. Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan
kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel
padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa
inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat
aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki
sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
3. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair
akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan
agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
4. Pengapungan
(Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan
polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan
menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran
kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel–partikel
minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah
dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang
telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang
kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan
yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen
penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah
tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
2.5.2 Penanganan
Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan
proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang
dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan
umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan
secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan
(trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam
perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
1. Metode
Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk
mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar,
biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 –
3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan
merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang
terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes
sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami
proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan
mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses
pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan
atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
2. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah
cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur
yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki
tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi
(pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam
mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk
mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri
disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter,
limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses
lebih lanjut jika masih dperlukan.
3. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan
merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero
untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini,
terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga
akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.
2.5.3 Penanganan
Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan
tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan
primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat,
fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan
tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh
metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir,
saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang
diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang
diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga
tidak ekonomis.
2.5.4 Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi
atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme
patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia,
yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk
membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Daya racun
zat
Waktu kontak
yang diperlukan
Efektivitas
zat
Kadar dosis
yang digunakan
Tidak boleh
bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
Tahan
terhadap air
Biayanya
murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah
penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan
ozon (OΠ·).Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.
2.5.5 Penanganan Lumpur
(Sludge Treatment)
Setiap tahap
pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang
secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob
(anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang
ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau
dibakar (incinerated).
Metode dan tahapan
proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah
cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses
pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya
salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan atau faktor finansial.
BAB
III
Penutup
1.1
Kesimpulan
Limbah atau sampah
adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari
pabrik-pabrik. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP
85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang
berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Air
limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan
baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Air yang telah
tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena mudah menjadi
media berkembangnya berbagai macam penyakit.
Selain menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, air yang telah tercemar juga berdampak terhadap lingkungan. Banyak sekali dampak
limbah cair bagi lingkungan yang menyebabkan manusia tidak bisa beraktivitas
bebas karena air yang biasa mereka gunakan sudah tidak dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Penanganan
limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang
terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal. Sedangakn penanganan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan
untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung
didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Selain itu, penanganan limbah cair juga dapat mengurangi pencemaran air dan
mengurangi tingkat penyakit akibat limbah tersebut.
Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang
efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste
minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga
pembuangan limbah produksi (disposal).
1.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas
dari air. Air kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan 70%
ditubuh manusia adalah air. Tanpa air kita tidak bisa hidup.
Dalam menggunakan air sebaiknya kita berlaku hemat dan
ramah lingkungan. Ketika membuang air yang telah kita pakai (limbah) sebaiknya
kita perhatikan terlebih dahulu, apakah limbah tersebut mengandung zat
berbahaya atau tidak. Namun biasanya limbah cair dari pemukiman warga tidak
banyak mengandung zat yang berbahaya. Biasanya limbah cair dari pemukiman warga
berupa air detergen. Sebagai warga masyarakat sebaiknya kita pandai dalam
memilih detergen. Detergen yang digunakan tidak harus yang memiliki kadar busa
atau buih yang tinggi, namun pilihlah detergen yang sedikit berbusa namun dan
dapat membersihkan noda sekalipun noda membandel. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisasikan turunnya kualitas lingkungan akibat pencemaran air.
Bagi
pemerintah sebaiknya mengontrol pembuangan limbah cair dari kegiatan industry,
karena limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri biasanya mengandung
zat-zat berbahaya yang dapat menurunkan kualitas air dan menggangu ekosistem
biota air. Dan bagi Perusahaan yang
terbaik dalam menjaga kelestarian lingkungan diberi penghargaan untuk mendorong
perusahaan lain dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Bagi
pihak perusahaan sebaiknya menyediakan penampungan limbah sebelum limbah tersebut
di buang ke sungai atau saluran pembuangan yang berdekatan dengan pemukiman
penduduk. Karena bila limbah tersebut langsung di buang ke sungai atau saluran
pembuangan akan menimbulkan pencemaran
air yang akan merusak lingkungan dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Selain itu, dapat juga menimbulkan berbagai penyakit baik ringan maupun berat.
Semua ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan
kelestarian lingkungan hidup, memgurangi pencemaran air dan meminimalisasikan
terjadinya penyakit akibat limbah cair. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan
ini, siapa lagi?
DAFTAR PUSTAKA
Γ Soeparman,
H. M. & Suparmin. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair: Suatu Pengantar.
2001 Jakarta: Kedokteran EGC